News

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Apreasiasi Sekolah Model SPMI di Jawa Barat

210
×

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Apreasiasi Sekolah Model SPMI di Jawa Barat

Sebarkan artikel ini
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Apreasiasi Sekolah Model SPMI di Jawa Barat

BANDUNG, (CAMEON) – Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhamad mengapresiasi program Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dalam kesempatan ekspose sekol Ekspose Program dan Forum Penjaminan Mutu Pendidikan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat, pihaknya mengatakan LPMP Jawa Barat telah melaksanakan core program sesuai yang diharapkan.

”Untuk meningkatkan mutu pendidikan memang sebaiknya ditujukan pada beberapa sekolah atau beberapa kabupaten dulu. Namun penanganannya mendalam dan tuntas,” ungkap Hamid ditemui di Holiday Inn Bandung, Selasa (20/12).

BACA: 64 Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal di Jawa Barat

Ketika sekolah-sekolah contoh tersebut dapat melakukan self system, harapannya sekolah tersebut dapat menjadi percontohan bagi sekolah lainnya. Mengingat pelaksanaan Sekolah Model SPMI baru dilakukan di empat dari 27 kabupaten dan kota, maka pada 2017 seluruhnya dapat memperoleh pendampingan.

Sehingga muncul sekolah-sekolah model dapat mengimbaskan pelaksanaan SPMI pada sekolah imbas. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya berharap adanya kerjasama yang baik antara dinas pendidikan dan sekolah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.

”Adanya kemauan sekolah untuk maju dapat mempercepat peningkatan mutu sekolahnya. Demikian pula kepala sekolah yang bertanggungjawab dalam hal tersebut,” ungkapnya.

Sementara tim fasilitator nasional Rina Mutaqinah mengatakan program tersebut tidak berbenturan dengan kurikulum. Pihaknya mencatat, program penjaminan belum banyak diterapkan di sekolah. Padahal, dengan diterapkan SPMI di sekolah, tegasnya, sekolah bisa lebih mandiri. ”Sistem ini dibangun agar sekolah bisa dengan mudah menerapkan delapan standar di sekolahnya masing-masing,” ucapnya.

Delapan standar tersebut, di antaranya standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan serta standar penilaian pendidikan.

Sekolah Model SPMI ini memiliki lima siklus, di mana sekolah yang menerapkan punya sesadaran mutu sekolah. Warga sekolah punya kesadaran mutu sekolah. Dalam implementasinya, sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing.

”Pertama pemetaan mutu pendidikan, rencana kerja sekolah, pengelolaan satuan pendidikan maupun proses pembelajaran, monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan, dan penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi,” jelasnya.

Terkait dengan kendala, ungkapnya, ada banyak kendala yang saat ini terjadi. Di antaranya, waktu sosialisasi yang singkat, serta ada beberapa dinas yang belum mendukung penuh kegiatan ini.

Sementara, Kepala LPMP Jawa Barat Totoh Santoso mengatakan, dari ekspose yang saat ini diselenggarakan ini ditambah dengan dua kabupaten sebagai sekolah program akselerasi mutu sekolah.

”Dua kabupaten ini yaitu Kabupaten Cianjur dan Kota Banjar. Program tersebut sama sebagai pemenuhan program mutu sekolah,” ungkapnya.

Akan tetapi, satu menggunakan sistemik dan satu lagi pendekatan siswa dan guru. Diakui olehnya, di Jawa Barat memiliki sekolah yang cukup banyak dan terpencar. ”Kami akan terus berkomitmen untuk terus melaksanakan program tersebut,” ucapnya.

Untuk saat ini, dipilihnya Kota Bandung, lanjut dia, sebab cermin pendidikan Jawa Barat ada di Kota Bandung. Selain itu, untuk Ciamis dan Kuningan menjadi perwakilan daerah lainnya. ”Kami yakin pada 2019 semua sekolah akan menerapkan sistem tersebut,” pungkasnya. (putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *