TASIKMALAYA, (CAMEON) – Isu makar mencuat berbarengan dengan rencana aksi Bela Islam jilid III, 2 Desember 2016, mendatang. Ditanya soal isu itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tidak menjawab tegas.
“Silakan cek di google,” jawabnya saat diyanya usai menghadiri Istigasah dan Doa Keselamatan Bangsa, di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Selasa, 22 November 2016. Turut hadir Kapolda Jabar Irjen Bambang Waskito, Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, dan muspida Kota Tasikmalaya dan pejabat Priangan Timur.
Didesak siapa yang akan makar, Tito tetap tidak menjawab jelas. Menurutnya, rencana aksi 2 Desember itu banyak pihak yang tidak setuju, termasuk dirinya. Namun, jika rencana itu dilangsungkan di masjid atau lapang besar, kapolri mengizinkan.
“Ini tolong dipahami. Undang-undang memperbolehkan unjuk rasa, tapi tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain. Memblokoir jalan umum akan mengganggu pengguna jalan lainnya. Gelar sajadah di jalan protokol itu pasti akan mengganggu ketertiban umum,” tuturnya.
Ia menjelaskan, salat itu lebih afdal di masjid. Ada banyak masjid di Jakarta, seperti Istiqlal, Masjid Sunda Kelapa, dan lain-lain. “Jika masjid kurang, ada lapangan Banteng. Kurang lagi, ada Monas, bisa muat 1 juta sampai 2 juta orang. Monggo. Kita engga melarang,” tandasnya.
Menurutnya, jika pihaknya mengizinkan aksi Bela Islam III digelar di jalan-jalan protokol, itu akan menjadi preseden buruk. Nanti, akan banyak pihak lain yang menuntut hal serupa. Ia mencontohkan, kaum buruh bisa meminta izin untuk salat bareng di jalan juga. (sep)
