News

Papeditas dan Mitigasi Inklusif: Dari Tasikmalaya untuk Indonesia Tangguh

141
×

Papeditas dan Mitigasi Inklusif: Dari Tasikmalaya untuk Indonesia Tangguh

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Letaknya yang berada di kawasan cincin api Pasifik menjadikan negeri ini sangat rentan terhadap berbagai jenis bencana alam, mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, tsunami, banjir, hingga tanah longsor.

Namun, di balik berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan, masih ada kelompok rentan yang sering kali tidak masuk dalam prioritas—yakni penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan ibu hamil.

Melihat kondisi tersebut, Paguyuban Pegiat Disabilitas Kota Tasikmalaya (Papeditas) mengambil peran penting dalam mendorong perubahan. Bersama Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, mereka menggelar kegiatan edukatif dan sosialisasi kebencanaan yang menyasar kelompok rentan, khususnya masyarakat penyandang disabilitas.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai elemen masyarakat. Aris Rahman, M.Pd, seorang aktivis sosial yang juga menjadi perwakilan Papeditas, turut menjadi inisiator kegiatan tersebut. Dalam keterangannya pada Senin 28 Juli 2025, Aris menekankan pentingnya penerapan skema mitigasi bencana yang inklusif dan ramah disabilitas.

“Sosialisasi seperti ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan kelompok rentan dalam menghadapi bencana. Materi yang disampaikan pun harus disesuaikan, seperti penggunaan bahasa isyarat, media visual, dan jaminan aksesibilitas ke tempat evakuasi,” jelas Aris.

Baca juga: Inspirasi Inklusi, Papeditas Dorong Kesempatan Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Data yang diungkap Aris menunjukkan bahwa sekitar 2.200 penyandang disabilitas tinggal di wilayah Kota Tasikmalaya, atau sekitar 1 persen dari total penduduk kota. Angka ini mempertegas pentingnya kebijakan dan aksi nyata yang tidak hanya menyentuh permukaan, tapi benar-benar menyentuh kebutuhan mereka.

Tak hanya dari komunitas disabilitas, kegiatan ini turut didukung oleh berbagai komunitas lain, termasuk dari kalangan pecinta alam. Salah satunya Harniwan “Mang Obech” Obech dari Mapala KAMAPALA STIA Tasikmalaya, yang selama ini aktif dalam kegiatan penanggulangan bencana.

“Edukasi kebencanaan seperti ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan masyarakat tentang bahaya bencana dan upaya pencegahannya. Jika seluruh elemen ikut terlibat, maka proses pemulihan pasca-bencana pun akan lebih cepat dan tepat sasaran,” tutur Mang Obech.

Keterlibatan komunitas pecinta alam menegaskan bahwa sinergi antara masyarakat sipil, relawan, dan pemerintah dapat menjadi kekuatan besar dalam membangun ketahanan menghadapi bencana, apalagi di wilayah dengan risiko tinggi seperti Tasikmalaya.

Dukungan dari pemerintah pun hadir melalui Hj. Indah Nalihati, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, yang turut hadir langsung dalam kegiatan tersebut.

“Kami mengapresiasi kerja keras Papeditas dan Pak Aris. Edukasi ini sangat bermanfaat dan mudah-mudahan membawa dampak positif jangka panjang,” ucap Hj. Indah.

Menurutnya, keterlibatan aktif kelompok masyarakat dalam mitigasi merupakan wujud dari kesadaran kolektif yang mulai tumbuh kuat di Kota Tasikmalaya.

Mitigasi bencana tak melulu soal peta risiko, jalur evakuasi, atau simulasi evakuasi. Lebih dari itu, ia menyangkut prinsip keadilan sosial—yakni menjamin seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali, mendapat akses dan kesempatan yang sama untuk selamat dan pulih. Edukasi yang inklusif menjadi jembatan penting dalam mencapai keadilan tersebut.

Papeditas telah menunjukkan bahwa dengan kolaborasi dan semangat gotong royong, kelompok rentan bukan hanya objek perlindungan, melainkan juga bagian dari solusi.

Penyampaian materi dengan pendekatan yang tepat seperti bahasa isyarat, teks ramah disabilitas, dan fasilitas fisik yang mudah diakses menjadi langkah penting menuju sistem kebencanaan yang inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *