PANGANDARAN (CM) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran bersama puluhan perwakilan pedagang di Pasar Pananjung mengadakan rapat pembahasan Revitalisasi Pasar Rakyat Pananjung di Aula Kantor Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Rabu (19/02/2020).
Dalam rapat pembahasan revitalisasi tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata yang dihadiri Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran, Tedi Garnida, Sekretaris Satpol PP, Bangi, Camat Pangandaran Yadi Setiadi, Kades Pananjung Dedi Hermawan, Kabid Ciptakarya Dinas PUPR Pangandaran Anang Yogaswara dan puluhan dari perwakilan pedagang di Pasar Pananjung.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, hari ini kita kumpul untuk membahas kelanjutan pembangunan pasar pananjung, ada dua hal pembahasan yang pertama lokasi sementara dan yang kedua soal biaya.
“Ternyata proses relokasi tidak mudah, dulu perkiraan saya relokasi bikin sendiri oleh pedagang dan tidak disiapkan oleh kita, dan yang kedua dana biayanya dihitung-hitung tadi sekitar Rp miliar,”terang Jeje kepada wartawan. Rabu (19/02/2020).
Menurut Jeje, untuk lokasi relokasi sementara sudah deal (sepakat-red) yaitu di lahan milik PT PMB seluas 2,5 hektare tepatnya sebrang pasar pananjung.
“Nantinya para pedagang akan menempati di lokasi relokasi selama kurang lebih satu setengah tahun sampai dua tahun. karena proses pembangunan pasar pananjung mesti lelang dulu,”ujarnya.
Untuk pembangunan pasar pananjung sendiri, kata Jeje, akan berlangsung di tahun 2022 dan menelan anggaran sekitar Rp 55 miliar, nanti setelah pedagang pindah ketempat relokasi maka bangunan pasar akan segera kita hancurkan.
“Sebetulnya kalau mereka (pedagang) siap pembangunan pasar saya masukin di tahun 2021, tapi kan ternyata pemindahannya juga butuh waktu 6 bulan. Jadi 2022 siapapun nanti bupatinya wajib membangun pasar karena pedagang sudah pindah,”cetus Jeje sembari tersenyum.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Pangandaran, Tedi Gardina menambahkan, bahwa relokasi itu
memerlukan lahan, selain itu satu secara lisan kita sudah negosiasi dengan PMB.
“Sekarang kan pedagang sudah sepakat pindah dan tidak ada masalah. Sebelumnya yang mereka takutkan itu pindahnya terlalu jauh, tapi sekarang kan tinggal nyebrang taman saja,”tambahnya.
Kemudian, kata dia, tinggal kita bikin surat secara tertulis dari Bupati ke PT PMB untuk pinjam pakai selama kurang lebih 2 tahun.
“Karena bukan hanya mikirin kios tapi juga kan ada akses jalan dan lainnya, kemudian saya ingin nanti yang dari taman sekitar 10 meter jangan diganggu terbuka untuk parkir untuk sebagainya, jadi semua mushola, toilet juga harus kita penuhi, ukuran kios itu 3 meter persegi,”jelas Tedi.
Menurut dia, para pedagang juga memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan mudah-mudahan semuanya bisa mendapatkan hak yang sama.
“Cuman ada perbedaan kalau yang kios itu kan tertutup kalau los itu kan setengah tertutup apalagi yang PKL ya kita bikin lorong nanti saja sesuai dengan itu komoditasnya,”paparnya.
Tedi menyampaikan, pedagang dipasar pananjung yang terdata jumlahnya sebanyak 1,142 orang jadi jumlah tersebut yang kita akomodir.
“Kita juga berharap terminal juga pindah sehingga nanti kekhawatiran yang dua lantai memungkinkan nanti menjadi satu lantai,”harapnya.
Dia menjelaskan, proses pematangan lahan saya kira mungkin bulan April kesana tambah 6 enam bulan.
“Paling selesai bulan oktober dan mereka para pedagang itu kalau sudah bisa berpindah nanti di bulan November atau Desember,”pungkasnya. (005)