News

Antisipasi Potensi Rawan Pangan, DKP Undang Seluruh Sektoral

201
×

Antisipasi Potensi Rawan Pangan, DKP Undang Seluruh Sektoral

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tasikmalaya menggelar kegiatan Disiminasi Penanganan Daerah Rawan Pangan (DPRP), di salah satu hotel, Selasa (29/10/2019).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Abu Mansur mengatakan, kerawanan pangan adalah kondisi ketidakmampuan suatu rumah tangga mengkonsumsi pangan dalam jumlah yang cukup pada kurun waktu tertentu, baik sebagai akibat dari kegagalan produksi maupun masalah daya beli, atau konsumsi dibawah jumlah kalori minimum yang dibutuhkan kurang dari 1.400 kk per kapita.

“Namun kondisi kerawanan pangan bisa dibedakan menjadi kerawanan pangan kronis dan transien. Kerawanan pangan dapat dikatakan kronis, jika terjadi berkelanjutan sepanjang waktu, karena keterbatasan kemampuan SDM, sumber daya alam dan sumber daya kelembagaan, sehingga menyebabkan kondisi masyarakat menjadi miskin,” jelas Abu.

Menurutnnya, kerawanan pangan transien adalah keadaan kerawanan pangan disebabkan kondisi tidak terduga karena datangnya berbagai musibah, mulai bencana alam, kerusuhan, musim yang menyimpang dan keadaan lain yang bersifat mendadak.

“Digelarnnya disiminasi ini untuk mengantisipasi pak bila terjadi kerawanan pangan, baik kronis maupun transien. Tentu harus secepatnya mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah,” ujarnnya.

Ia menyebut, jika tidak segera ditangani dengan baik, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap masyarakat yang mengalaminya. Misalnya, terjadi
penurunan tingkat kesehatan, kelaparan, gizi buruk sampai kematian.

“Melihat masih adanya kerawanan pangan di Kota Tasik, untuk mencegah dan menanggulanginya perlu strategi yang tepat dan komprehensif. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain adalah, pertama, pemerintah harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam membangun ketahanan pangan dan didukung dengan kelembagaan yang bisa bersinergi dengan pemangku kepentingan di bidang pangan lainnya, serta tersedianya dana untuk
mengoperasionalkan kegiatan yang sudah dirancang,” paparnya.

Ia mengungkapkan, perlu adannya revitalisasi pusat kesehatan masyarakat, seperti kegiatan posyandu dan sebagainya yang peranannya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Terutama bagi wanita hamil, ibu-ibu menyusui dan balita.

“Perlunnya ada sinergitas dari pemberdayaan masyarakat, kelembagaan nonformal
yang tumbuh dan berkembang dengan baik sampai di kelurahan seperti kelompok ketahanan pangan sangat penting dilibatkan dalam memperbaiki tingkat kesehatan dan gizi masyarakat/keluarga,” ujar Abu.

Ia menambahkan, sasaran kegiatannya seperti pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk komoditas sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat yang perlu terus dikembangkan untuk pemenuhan pangan dan gizi keluarga.

“Pembangunan lumbung pangan disetiap kecamatan, keberadaan lumbung ini sangat penting dan strategis nilainya, terutama di saat para petani menghadapi masa paceklik dan kemarau, di mana harga bahan pangan cenderung selalu meningkat, dengan begitu peran lumbung pangan akan terasa manfaatnya,” tutur ia.

Ia berharap, kedepan pembangunan ketahanan pangan di wilayah Kota Tasikmalaya akan semakin maju. Dengan demikian berbagai masalah pangan, seperti kerawanan pangan dan gizi buruk, dapat di atasi dengan baik. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *