News

Mural Jadi Upaya Ikhtiar Memupus Vandal

298
×

Mural Jadi Upaya Ikhtiar Memupus Vandal

Sebarkan artikel ini
Mural Jadi Upaya Ikhtiar Memupus Vandal
karya seni lukis mural di kawasan Wisata Industri Kreatif Payung Geulis

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sudah berabad-abad lalu vandal menjadi kambing hitam. Perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya termasuk keindahan alam ini memang identik dengan merusak pandangan.

Kota Tasikmalaya menjadi salah satu yang terganggu dengan vandalisme. Sebagaimana zaman Romawi Kuno di sekitar tahun 455 masehi, Roma yang diidolakan itu ada yang merusak. Kambing hitamnya adalah bangsa Goth dan Vandal.

Para seniman dan pemerintahan di Kota Tasik tidak mencaci bangsa vandal. Bukan. Namun memberikan solusi atas perbuatan vandalisme liar di Kota ini. Pasalnya, dibanyak sudut kota, corat-coret tak jelas ini menjamur.

Inilah aksinya. Sejumlah pelukis di Kota ini menyalurkan bakat melalui karya seni lukis mural di kawasan Wisata Industri Kreatif Payung Geulis, di Kampung Panyingkiran Jalan Martadinata Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Senin (4/2/2019).

Rukmini Affandi diantaranya. Pelukis sekaligus istri dari Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, beraksi dengan unjuk kebolehan mural pada dinding tembok di kawasan itu.

“Saya biasa melukis di atas kanvas, kali ini melukis di dinding tembok. Memang sedikit ada kesulitan. Tetapi sangat dinikmati, karena adanya kesulitan itu menjadi sebuah tantangan dan motipasi bagi diri saya sendiri,” kata Rukmini, disela aksi melukisnya.

Ia mengungkapkan, media melukis tentu tidak sama antara di kanvas dan di tembok. Jika di kanvas alami dia menggunakan tangan, sementara di tembok dia menggunakan semacam toas. “Ternyata pake toas tidak semudah melukis bersentuhan dengan tangan,” ujarnya.

Bagaimana rasanya? Rukmini menyebut asyik dan menyenangkan. Bahkan, kata dia, pengalamannya melukis mural memberikan pengalaman berbeda.

“Adanya kegiatan mural ini, tentu harus menambah wawasan, inspirasi dan memberikan semangat kepada para pengrajin payung geulis yang ada di sentral Industri Panyingkiran ini,” kata Rukmini.

Ia berharap, ikon melukis mural ini bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan asing ketika berkunjung ke sentral payung geulis ini. Terlebih hasil lukisan dari para seniman yang ada di dinding-dinding tembok sedap dipandang mata.

“Saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat di Kota Tasikmalaya, untuk berkumpul melukis bareng diatas tembok maupun diatas payung geulis yang menjadi ikon Kota Tasikmalaya harus kita lestarikan jangan sampai punah,” ajaknya.

Ditempat yang sama, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, kegiatan melukis mural ini adalah bagian dari launching Kampung Panyingkiran sebagai sentral wisata home Industri Payung geulis.

“Selain itu ya kegiatan ini sebagai bentuk ajakan kepada para anak muda yang biasa melakukan tindakan vandalisme,” kata Wawali.

Dengan adanya kegiatan melukis mural, sambungnya, sekaligus untuk menyadarkan para pelaku vandalisme agar bisa berbuat seperti sekarang ini. Hasil yang dilihat dengan sentuhan seni akan berbeda hasilnya.

“Kalau seperti ini akan indah, terarah. Silahkan salurkan semua kreatifvitas ditempat layak untuk dibuat lukisan, sesuai dengan kemampuan dan kemauan gambar yang diinginkan,” imbuh Yusuf.

Ia berharap, dengan cara ajakan semacam ini dapat mengarahkan para pelaku vandalisme untuk mengekspresikan dengan cara lain. Vandalisme yang masih terus terjadi harus ditindak tegas. Namun ajakan untuk berbuat lebih baik tetap harus dilakukan.

“Oleh karena itu demi menjaga kelestarian lingkungan zero dari vandalisme, dibutuhkan peran aktif masyarakat luas. Sama-sama untuk ikut mengawasi perbuatan vandalisme,” katanya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *