News

7 Juli Diperingati sebagai Hari Bhineka Tunggal Ika

309
×

7 Juli Diperingati sebagai Hari Bhineka Tunggal Ika

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CM) – Rembuk Nasional 1, peringatan 20 tahun reformasi 1998 digelar hari ini, Sabtu (07/07/2018) di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Diagendakan sejumlah petinggi Negara akan menghadiri acara ini. Rembuk Nasional 1 dihadiri oleh ribuan peserta dari seluruh Nusantara yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk para aktivis 98.

Dalam kegiatan tersebut ditegaskan bahwa boleh berbeda suku, agama, dan ras, bahkan pilihan politik. Tetapi untuk intoleransi, radikalisme, dan terorisme tetap hanya satu kata untuk melawan. Namun, mereka menyayangkan kasus terorisme saat ini masih menjadi boomerang yang menakutkan bagi NKRI.

Dominasi peserta yang hadir, kebanyakan mengenakan kaos dengan tulisan “20 Tahun Reformasi 98, Rembuk Nasional 1”. Apa yang terjadi saat ini, dengan masih maraknya kasus terorisme yang mengancam Negeri ini, hal ini seharusnya menjadi barometer untuk Pemerintahan saat ini, bahwa keamanan harus tercapai pada berbagai aspek. Ditengah panasnya terik matahari, masyarakat antusias mengikuti perhelatan ini. Rencananya, tanggal 7 Juli akan diperingati sebagai hari Bhineka Tunggal Ika.

Irma, pengunjung dari Bandung mengatakan, dirinya beserta rombongan tiba di Jakarta sejak jam 6 pagi, namun acara baru dimulai sekitar jam 1 siang. “Saya dan rombongan berangkat dari Bandung sekitar jam 11 malam, sampai di Jakarta jam 6 pagi. Katanya Presiden Jokowi akan hadir jam 5 sore, saya kecewa karena di sini pelayanannya kurang baik. Tapi saya dan kawan-kawan mencoba untuk tetap sabar,” ungkapnya

Menurut mereka, masyarakat Indonesia berhak untuk menyuarakan keinginannya, termasuk menyuarakan aspirasi agar terbebas dari terorisme, intoleransi, dan radikalisme. Masa reformasi 1998 menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia agar dapat berkaca terhadap masa lalu, berintrospeksi menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Presiden Jokowi yang hadir sekitar jam 5 sore, menyampaikan, bahwa Indonesia adalah Negara yang beragam. “Sebab itu, kita harus menyadari bangsa ini adalah bangsa yang besar, hadirnya kebebasan berpendapat dan hadirnya kebebasan pers setelah reformasi 98 adalah momentum yang tetap terikat pada konstitusi. Walaupun bebas, tapi jangan terlalu bablas,” tegasnya.

Peringatan hari Bhineka Tunggal Ika yang jatuh pada tanggal 7 Juli diharapkannya dapat menyadarkan masyarakat Indonesia tentang makna perbedaan yang sebenarnya. Berbeda bukan sarana untuk beradu jotos, dengan hadirnya perbedaan maka dapat menggali kekayaan diri dan dapat berintrospeksi agar bisa saling menghargai. (Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *