News

Oknum Ustadz di Pangandaran Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

363
×

Oknum Ustadz di Pangandaran Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Sebarkan artikel ini
Oknum Ustadz di Pangandaran Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

PANGANDARAN (CAMEON) – Sungguh miris adanya kabar seorang oknum Ustadz yang diduga melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap anak dibawah umur.

Berdasarkan penelusuran CAMEON di lapangan. Ustadz yang diketahui berinisial S (54) warga Dusun Tarikolot, Desa Pajaten Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat itu kini sudah diamankan oleh Kepolisian Polres Ciamis. Hal tersebut atas dasar laporan dari para orangtua korban ke Mapolsek Sidamulih, Jumat (17/3/2017) malam.

Keluarga korban pelecehan seksual yang sudah melapor ke Polsek baru ada sekitar 4 orang anak di bawah umur. Keempat korban tersebut di antaranya, RR (9), SM (10),RM dan LL.

Saat ditemui dirumahnya, orang tua korban berinisial Y (36) mengaku kaget dan tidak percaya saat mendengar adanya kabar ustadz (S) melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dibawah umur. ”Karena penasaran dengan kabar tersebut, saya pun langsung bertanya kepada anak saya (RR) apakah ustadz tersebut juga melakukan hal yang tidak senonoh padanya, dan akhirnya pengakuan RR membuat saya kaget,” tuturnya kepada CAMEON saat ditemui dirumahnya, Senin (20/3/2017).

“Awal kasus pelecehan seksual ini terbongkar saat pelaku hendak mengajar agama di salah satu SDN tempat anak saya belajar dalam progam Ajengan Masuk Sekolah (AMS). Namun anak-anak langsung menolak kedatangan ajengan atau ustadz tersebut. Dari cerita anak tersebut salah satu warga menemui wali murid di sekolah tersebut dan akhirnya pihak sekolah menelusuri ke RT dan Kadus sehingga terdapatlah nama-nama anak dibawah umur yang sudah menjadi korban pelecehan seksual sang oknum ustadz S,” cerita Y.

Lebih jauh Y menjelaskan, korban pelecehan seksual terhitung sebanyak 10 orang. Namun baru empat orang korban yang sudah melapor ke Polsek. ”Yang laporan ke polisi baru empat orang korban, sisanya mungkin nanti laporannya menyusul atau mungkin mereka merasa takut saya juga kurang tahu,” katanya.

Sementara itu ditempat terpisah, R (40) ibunda SM tidak menaruh curiga kepada pelaku. Pasalnya pelaku terlihat berkelakuan bejad seperti itu. “Awalnya sih saya tidak percaya,namun setelah ada pengakuan dari anak, kami pun langsung melaporkan kasus pelecehan yang menimpa anak kami,” ungkapnya sembari menangis.

“Kami berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya dan semaksimal mungkin, kalau bisa dihukum mati, tapi kami menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian,” tutupnya. (Andriansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *