News

80 Tahun Esih Hidup, Baru Sekarang Merasa Berarti

164
×

80 Tahun Esih Hidup, Baru Sekarang Merasa Berarti

Sebarkan artikel ini
80 Tahun Esih Hidup, Baru Sekarang Merasa Berarti

TASIKMALAYA (CAMEON)-Semilir angin di wilayah Tasik Selatan dipagi itu memang berbeda. Hawa akan hadirnya negara dalam sanubari anak bangsanya sungguh terasa. Lantunan lagu kebangsaan dari Wage Rudolf Supratman tiba-tiba membahana.

Minggu (9/4/2017) pagi adalah hari yang sangat berarti bagi nenek Esin, janda 80 tahun warga Kampung Cibadak RT 01/04 Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya, di aula desa setempat, Esin yang pernah hidup diberbagai orde pemerintahan Indonesia dengan lantang menyanyikan Indonesia Raya.

Esih yang tidak lagi berdiri tegak ikut komat kamit. Lisannya terlihat fasih melafalkan bait demi bait lirik Indonesia Raya. Ia bersama puluhan orang lainnya seirama bersuara.

Bukan acara penyuluhan lansia Esih berada di sana. Bukan pula acara seremonial atau bahkan pendataan peserta jaminan sosial. Bukan. Esih datang untuk dimuliakan.

Dimuliakan sebagai seorang sepuh yang memang sudah seharusnya dia dimuliakan oleh mereka yang muda.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Esih dan ibu-ibu jompo lainnya kemudian duduk sebentar. Mereka mendengarkan beberapa kalimat sederhana, lalu dengan cara beradab dan penuh hormat, mereka diberi bingkisan.

“Alhamdulillah. Ngadoakeun pisan Emak mah. Sing seuuer rizqina kanu masihan. (Alhamdulillah. Emak hanya bisa mendoakan, semoga banyak rezekinya bagi yang memberi),” kata Nenek Esin dengan suara bergetar, kala menerima bingkisan yang isinya paket sembako.

Usai duduk, Esih masih berkaca-kaca. Mulutnya berkali-kali mengucap doa. Ia menyebut, selama dia hidup 80 tahun, baru kali ini merasa dihormati dan dimuliakan. Istiah lainnya, diberi dengan tidak melukai perasaan si penerima.

Sebenarnya, nenek dan para jompo lain banyak yang menyiratkan perkataan seperti Emak Esin. Tapi sebagian besar di antara mereka tidak lancar berbicara saat diwawancara. Bahkan, beberapa di antaranya sudah tidak mampu hanya sekedar berdiri.

“Sebagian paket ini kita antarkan ke lokasi mereka. Kita ingin memuliakan mereka sebagai wujud kecintaan kita pada tanah air ini,” kata inisiator kegiatan, Rizgan, di lokasi pembagian bingkisan, Minggu (9/4).

Praktisi blogger dan bisnis online ini mengungkapkan, ia bersama rekan-rekannya menamakan diri sebagai komunitas Peduli Bumi Nusantara (PBN). Komunitas ini ingin menjadi bagian dari bukti cinta tanah air. Mereka terdiri dari berbagai komunitas, mulai dari pebisnis online, pengusaha komputer, jurnalis, santri, pedagang, karyawan dan berbagai profesi lainnya.

Mereka “Udunan” menyiapkan sekitar 50 paket sembako berisi beras, minyak goreng, gula pasir, mie instan, air minum kesehatan buah karya pesantren dari daerah Jombang, Jawa Timur, dan amplop berisi sejumlah uang.

“Ini adalah bentuk syukur kami atas rezeki yang Allah berikan. Kami ingin berikan ini kepada masyarakat yang membutuhkan. Hari ini kita berikan memang tidak terlalu besar, Insya Allah ke depannya bisa lebih besar lagi,” tuturnya.

Rizgan mengungkapkan, kedatangan komunitasnya ini sebagai bukti syukur atas nikmat kemerdekaan yang selama ini dihirup dibumi nusantara. Dan kedepannya, mereka ingin menyasar lagi kampung-kampung terpencil yang masih luput dari perhatian.

PBN membuktikan kepeduliannya pada lingkungan. Mereka ingin menjadi bagian dari solusi atas berbagai permasalahan sosial yang ada. PBN diharapkan menjelma jadi gerakan sosial yang awalnya hanya perkumpulan sedikit orang yang tulus berbagi hingga kedepan semoga menjelma menjadi gerakan nusantara.

“Kita ingin mengajak siapa pun yang mau berbagi. Karena berbagi tak pernah rugi. Mencintai tanah air dengan menjadi bagian dari orang-orang yang peduli bumi nusantara,” imbuh Rizgan.

Sekretaris Desa Mulyasari Away Mulyana yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi PBN yang sudah peduli dan mau menginjakan kaki di kampung yang memerlukan perjalanan sekitar 3 jam dari pusat Kota Tasikmalaya itu.

“Kaum dhuafa yang ada di desa kami ini sangat membutuhkan uluran tangan seperti ini. Kalau bantuan dari pemerintah itu sudah biasa ada, tapi kalau dari komunitas seperti ini baru pertama kali. Terima kasih kami haturkan semoga para dermawan semakin diberikan rizki yang berlimpah dari Allah subhanahu wata’ala,” tandas Away. (dhy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *