CIMAHI, (CAMEON) – Sebanyak 980 Tempat Pemilihan Suara (TPS) yang tersebar di Kota Cimahi telah merekap hasil pemilu. Berdasarkan Data yang terdapat di website Komisi Pemilihan Umum (KPU), dari partisipasi 375.748 orang, yang menggunakan hak pilihnya hanya mencapai 74 persen. Artinya, ada sebanyak 97.682 orang yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Bahkan, angka tersebut dibawah dari target yang diharapkan dari KPU Pusat dan Kota Cimahi. KPU Kota Cimahi mengharapkan partisipasi bisa mencapai 80 persen. Sedangkan KPU Pusat mengharapkan angka partisipasi bisa mencapai 77,5 persen. Menurut Ketua KPU Kota Cimahi Handi Dananjaya, menganalisis ada banyak warga yang pindah domisili setelah penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada 6 Desember 2016, lalu.
BACA: Partisipasi Pemilih Tak Capai Target KPU Pusat
”Kepindahan warga ini sangat berpengaruh pada kepada partipasi. Begitu juga, ada warga yang sedang melakukan kegiatan lainnya di luar kota,” jelas Handi kepada wartawan saat dihubungi, Jumat (17/2/2017).
Dia contohnya di Kelurahan Cibeureum formulir C6 yang dikembalikan sampai 5.000-an. Belum di kelurahan lainnya. Sehingga, hal ini sangat berpengaruh pada jumlah partispasi yang pilkada Kota Cimahi.
Sementara, Pengamat Politik Universitas Parahyangan Asep Warlan menyatakan, berkurangnya jumlah partisipasi ini dikarenakan warga tidak memiliki pilihan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang dianggap tepat untuk memimpin Kota Cimahi.
”Tadinya, warga masih sangat percaya pada figur Atty Suharty. Tapi, setelah dia (Atty) terkena kasus, warga tidak memiliki calon lainnya. Sedangkan, calon yang lainnya dianggap kurang mumpuni,” ungkapnya.
Sehingga, jumlah partisipasi ini sangat jauh dari yang diharapkan. Diakui olehnya, untuk memilih figur pemimpin sangat sulit. Apalagi, untuk warga yang tidak tersentuh atau tidak begitu sering menggunakan internet. Jangka waktu tiga bulan, masih dianggap kurang untuk para calon berkampanye. (Putri)