KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Beras miskin atau sekarang namanya beras keluarga sejahtera (rasta) digembor-gemborkan oleh pemerintah pusat untuk digratiskan. Malah, sejak 2015 lalu, Kemensos telah mengusulkan agar Rasta disalurkan secara gratis.
Namun fakta dilapangan tidak demikian. Malah yang parah terjadi di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 200 ton beras miskin menumpuk di gudang tidak tersalurkan.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Rasta di gudang bulog ini sudah mengendap dua bulan, sejak Maret lalu. Ironisnya, sampai bulan Mei 2017 ini masyarakat yang seharusnya dapat beras subsidi itu belum menerima.
Dipantau sejumlah awak media, tumpukan beras ini tersedia di gudang bulog, di Jalan SL Tobing. Untuk menjawab keingintahuan masyarakat, maka pada Selasa (30/5/2017) dilakukan pengecekan yang diikuti oleh berbagai instansi terkait.
Di lokasi gudang Bulog, Kepala Dinas Sosial Muhamad Firmansyah menjelaskan, penyimpanan kurang lebih 200 ton beras di gudang bulog tanpa DO itu bukan kewenangannya. Adapun yang punya tanggungjawab urusan ini adalah Bank Negara Indonesia (BNI) pusat yang bekerjasama dengan kementerian sosial
“Termasuk urusan DO dan penyimpanan beras rasta di gudang bulog itu bukan urusan saya. Silakan konfirmasi aja pihak bank BNI pusat yang paling berperan di dalam pendistribusian beras rasta tersebut,” beber Muhammad Firmansyah.
Kepala Gudang Bulog Arif Kurniawan lebih singkat berkata-kata. “Kalau gudang kan hanya menunggu DO dari bank BNI, kalau sudah ada DO kami ditribusikan berasnya,” tegasnya.
Ditempat yang sama, perwakilan pihak bank BNI cabang Kota Tasikmalaya enggan berkomentar. Saat dikonfirmasi berbagai awak media, dia no comment. “Saya tidak akan bicara apa-apa,” katanya. (Edi Mulyana)