TASIKMALAYA (CM) – Menyambut Idul Fitri 1440 H, warga Kampung Koleberes Desa Janggala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya punya tradisi unik dalam setipa menyambut Idul Fitri, yaitu perang bedil lodong antar warga berlangsung di tengah sawah dan dilakukan pada malam hari, tepatnya di hari ke dua lebaran.
Perang bedil lodong yang mengeluarkan suara menggelegar itu dimulai sejak tahun 1980 dan hingga kini masih dipertahankan hingga kini. Menurut Kepala Desa Janggala, Asep Ahmad kastoyo, sejak pemerintah menyatakan idul fitri 1 Syawal 1440 H aayang jatuh pada hari Rabu (05/06/2019), malam takbirnya ke dua lebaran ratusan warga secara serempak menyalakan lodong.
“Lodong terbuat dari bambu gombong dengan bahan pemicu ledakan karbit yang dicampur air, satu lodong di isi karbit seratus kilogram,” ungkapnya, Selasa (11/06/2019). Sementara itu, salah satu warga, Idam (34) mengatakan, perang bedil lodong dilaksankan setiap malam takbiran atau malam keduanya, serta sudah turun menurun. “Setiap kali perang lodong jumlahnya bisa sampai ratusan buah,” tutur Idam. (anto)