News

Warga Kota Tasik Ini Depresi Akibat Corona

174
×

Warga Kota Tasik Ini Depresi Akibat Corona

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ida Royani (43), pedagang tempe mentah dan daging Ayam keliling yang tinggal di Cikalang Girang RT 02/017, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya mengalami depresi akibat penyebaran wabah Virus Corona. Hal itu diungkapkan Ida yang didampingi suami tercinta, Dani Rusdani (43) pada Senin (18/05/2020)

“Akibat adanya corona istri saya mengalami depresi, terjadi sudah satu bulan lalu, awalnya sehat tidak apa apa, tiba-tiba depresi, di ajak bicara pun tidak nyambung, namun memahami apa yang diucapkan oleh kita hanya susah menyampaikan,” jelas Dani kepada media.

Ia menyebut, awal kejadian istrinya mengalami depresi karena terlalu memikirkannya yang sedang mengantarkan ayam hidup ke Jakarta yang sudah ditetapkan sebagai zona merah. Saat dirinya mengemudi truk ayam, istrinya itu terus menelepon menanyakan kondisi Dani.

“Rupanya kekhawatirannya itu terus menghantuinya sehingga sepulang saya ke rumah. Istri saya sudah mengalami depresi. Ditambah, selain menhawatirkan saya, ia juga menghawatirkan anaknya yang paling gede yang lagi bekerja di pabrik kaos di Kota Bandung,” terangnya.

Semenjak pemerintah sudah memberlakukan PSBB dan memberlakukan larangan setiap perantau dilarang mudik, kekhawatiran itu terus menghantuinya hingga sekarang.

Ia menambahkan, dirinya tidak bekerja sudah dua minggu Sehingga tidak mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keseharian termasuk membayar sewa rumah.

“Bekerja tidak, bantuan dari pemerintah pun tidak ada PKH maupun bantuan sosial dampak Covid-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, Provinsi termasuk daerah, sampai saat ini tidak ada. Sedangkan ia sudah menyerahkan dokumen KK dan KTP sejak dipintai oleh pengurus,” jelas Dani.

“Upaya saya untuk menyembuhkan istri telah dilakukan sekemampuan saya, dengan membawanya ke ajengan/ustad untuk diobati secara tradisional dengan memberi imbalan seiklasnya. Selama istri depresi saya tidak mampu berobat dokter atau ke ahli saraf, mengingat tidak memiliki biaya, ya terpaksa seadanya,” papar Dani.

Ia berharap, saat kondisi sekarang ini ketidakberdayaan ia dan keluarga mendapat perhatian dari pemerintah daerah atau uluran tangan para agnia baik dalam bentuk bantuan sembako, tunai untuk mengobati istri secara medis maupun psikiater. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *