News

Wali Kota Resmikan Klaster Ayam Ras Petelur di Kel. Cibunigeulis

195
×

Wali Kota Resmikan Klaster Ayam Ras Petelur di Kel. Cibunigeulis

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Bidang Ekonomi, Dinas Pertanian dan bekerjasama dengan Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya meresmikan klaster Ayam Ras Petelur dengan tema “Dedikasi Untuk Negri,” di Wilayah Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, Rabu (22/05/2019). Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengatakan, keberadaan klaster ayam ras petelur akan membantu ekonomi, tapi harus diimbangi dengan stabilitas inflasi daerah.

“Ditengah perkembangan era gelobalisasi, saya inigin klaster ayam ras petelur dan lainya menjadi sebuh trobosan yang mampu mengimbangi perkembangan ekonomi gelobal. Karena tidak dipungkiri telur itu sudah menjadi kebutuhan makanan pokok kita keseharian. Saya pastikan, setiap hari masyarakat khususnya di wilayah Cibunigeulis mengkonsumsi telur ayam,” katanya.

Kepala Perwakilan Bank BI Tasikmalaya, Heru Saptaji, mengatakan, pengembangan klaster ayam ras petelur merupakan wujud dari program kerja TPID Kota Tasikmalaya. “Sebagai upaya nyata kita secara bersama-sama dalam melakukan pengendalian inflasi Kota Tasik, yang merupakan satu dari 7 Kota di Jabar. Ini juga termasuk penghitungan inflasi nasional mewakili wilayah di Priangan Timur,” jelasnya.

Ia memaparkan, pada tahun 2018 lalu, inflasi Kota Tasikmalaya tercatat sebesar 2,30% (yoy). Pencapaian inflasi tersebut merupakan yang terbaik selama 10 tahun terakhir dan merupakan salah satu inflasi terbaik di Pulau Jawa dan Jawa Barat. Pencapaian itu, lanjut Heru, merupakan prestasi dan hasil kerja keras semua pihak termasuk masyarakat selama 2018, serta sinergi yang baik antar instansi yang tergabung dalam TPID.

“Salah satu komoditas yang sering kali menjadi penyumbang inflasi adalah telur ayam ras. Tercatat dalam satu hari bisa menghasilkan sebanyak 5 kali telur ayam ras masuk dalam top lima inflasi dari 12 bulan perhitungan mtm inflasi tahun 2018 menghadapi kondisi tersebut, kita harus sinergi,” ungkap ia.

Heru menyebut, program lain untuk menurunkan dampak inflasi antara lain melalui kegiatan sidak ke pasar, dan operasi pasar murah rakyat, hingga pelaksanaan kerjasama antar daerah komoditas telur dengan Kabupaten Blitar.

“Inflasi Kota Tasikmalaya bulan April 2019 tercatat sebesar 0,21% (mtm), dengan salah satu komoditas penyumbang inflasi adalah telur ayam ras, sebagian besar masih dalam rangkaian dari daerah lain yaitu Kabupaten Blitar,” ujarnya.

Mengingatnya telur ayam ras sering kali menjadi komoditas penyumbang inflasi, maka diperlukan suatu terobosan agar pasokan telur ayam beras terjaga sesuai kebutuhan, sehingga harga stabil.

“Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan Klaster Ayam Ras Petelur Kota Tasikmalaya. Dengan adanya terobosan teknik budidaya ramah lingkungan, diharapkan produktivitas telur ayam ras Kota Tasik meningkat, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga ketergantungan terhadap daerah lain,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *