News

Wagub Jabar Dorong Gelaran BIAF Cimahi Dikembangkan ke Film Nasional

275
×

Wagub Jabar Dorong Gelaran BIAF Cimahi Dikembangkan ke Film Nasional

Sebarkan artikel ini
Wagub Jabar Dorong Gelaran BIAF Cimahi Dikembangkan ke Film Nasional

CIMAHI, (CAMEON) – Dilihat dari kacamata ekonomi, pagelaran Baros Internasional Animation Festival (BIAF) memiliki prospek cerah untuk terus dikembangkan. Kedepannya, diharapkan agenda seperti BIAF ini bisa menjadi bursa film animasi tingkat nasional.

Pernyataan tersebut terlontar dari Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar usai membuka BIAF 2016 di Gedung Technopark Cimahi, jalan Raya Baros, Kamis (17/11/2016). Menurutnya, pasar film nasional belum pernah ada di daerah manapun.

BACA : Hari Pertama, BIAF Diserbu Pengunjung

“Oleh karena itu, pelaksanaan festival animasi Cimahi sebaiknya tidak hanya fokus pada penawaran dan transaski film animasi, tapi juga film genre lainnya,” katanya.

Dikatakan Deddy, hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Itu bisa dilihat dengan kehadiran animator dunia yang berpartisipasi dalam BIAF 2016 ini.

“Bukan tidak bisa hal itu dilakukan. Buktinya, kehadiran animator dunia saat ini begitu tinggi untuk mengikuti kegiatan festival animasi,” ujarnya.

Menurutnya, sejak 2010 hingga 2016 kontribusi industri kreatif terhadap PDRB mencapai 7%. Selain itu, ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 10,7% dari angkatan kerja. Aktivitas ekspor ekonomi kreatif Rp 118 triliun atau sekitar 5,7% dari ekspor nasional.

Itu artinya, potensi industri kreatif nasional memang luar biasa. Sehingga, kehadiran BIAF memang sangat strategis dalam menggerakan perekomoian nasional. Akan tetapi, yang menjadi persoalan adalah bukan persoalan teknologi, tapi kreatif konten yang lokal kontennya sangat terasa.

“Lihat betapa hebatnya film animasi lokal seperti Sopo Jarwo hingga diputar berulang-ulang. Begitu banyak nilai-nilai budaya yang bisa diangkat. Ekonomi kreatif yang paling mahal itu ide atau kreatifitasnya,” ucapnya.

Sementara itu, Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) berkomitmen untuk membangun ekosistem yang kondusif untuk mendorong kemajuan industri kreatif nasional khususnya animasi.

Deputi Pemasaran BEKraf Joshua P Simajuntak menjelaskan, ekosistem animasi yang bagus salah satunya adalah Hollywood yang lengkap terdiri dari berbagai institusi. Ketika seorang animator mempunyai ide dia bisa datang ke sebuah perbankan mendapatkan permodalan.

“Setelah itu mereka bisa datang ke fasilitas yang ada di situ untuk menciptakan karyanya setelah itu berkorlaborasi dengan pemasar internasional yang sudah berpengalaman,” bebernya.

Menurutnya, animasi telah menjadi bagi penting bagi sektor lain baik film, desain, video klip, periklanan hingga penerbitan. Dengan kata lain, animasi telah menjadi salah satu sub sektor yang saling berhubungan dan memberikan nilai tambah bagi sub sektor lain.

Dalam paradigma globalisasi pasar industri kreatif nilai kompetitif terletak pada aspek penguasaan dan kepemilikan kemampuan mengkapitalisasi hak kekayaan intelektual sehingga menempatkan animasi dalam peran yang paling besar bagi industri kreatif.

Skill yang dimiliki animator lokal tidak perlu diragukan lagi. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan story tellingnya. Animasi tanpa story telling yang bagus akan luput dari pasar. Misalnya animasi Hollywood dipandu dengan love story sehingga disukai pasar.

“Dengan hadirnya narasumber dari berbagai negara semoga animator bisa banyak belajar dari mereka. IP konten dan karakter mensyaratkan hadirnya ekosistem industri modern dan terintegasi dengan baik,” katanya.

Terlebih pada 2030 Indonesia akan menjadi satu dari kekuatan lima ekonomi dunia. Persoalannya bagaimana ekonomi kreatif bisa berperan terhadap ekonomi nasional yang akan menjadi ekonomi dunia. (Rizki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *