TASIKMALAYA (CAMEON) – Kasus dari diketemukannya sejumlah alat peraga edukasi bagi pendidikan tingkat TK dan Paud se Kab Tasikmalaya, yang terongok di sebuah kandang sapi di kec Singaparna beberapa waktu lalu bakal berbuntut panjang.
Salah seorang pengusaha dibidang percetakan yang tak ingin namanya dipublikasikan menyebutkan bahwa bukan rahasia umum lagi jika sistem lelang yang digelar selalu dimenangkan oleh pihak pihak tertentu.
” Di Dinas itu banyak sekali kecurangannya meski melalui LPSE tapi bagi saya itu hanya permainan belaka ada uang duluan maka dia pasti masuk list, nah termasuk untuk kegiatan APE ini,” jelasnya.
Dia juga menegaskan bahwa untuk penjualan buku buku panduan dengan harga jual lebih dari Rp. 20.000 itu sangatlah berlebihan.
“Harganya hanya Rp.10.000 saja tapi silakan dicek di beberapa PAUD dan TK ada yang sampai di jual Rp.20.000, bisa ketebak keuntungannya kan,” sebutnya.
“Untuk masuk dikegiatan ini para pejabat disdik memang tidak mengetahuinya. Jadi, pintunya ada di seorang ASN yang jadi pengawas di salah satu kecamatan di Kab Tasikmalaya, nah melalui dialah disaring siapa yang bisa masuk atau tidaknya. Itu semua tidak gratis harus ada uang muka dulu tentunya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Paud Dikmas Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya, Dedi Mulyadi mengaku tidak mengetahui atau menerima informasi, jika ada APE disatukan dengan kandang ternak. “Saya tidak tahu ada kondisi seperti itu,” ujarnya.
Diakuinya, saat ini ada proyek pengadaan APE yang sedang dikerjakan oleh rekanan. Pihak dinas belum dapat melakukan pengecekan barang sebelum kuantitas barang tersebut sesuai permintaan.
“Saya pikir semuanya sudah melalui mekanisme pelelangan masalah ada PNS yang menjadi pintu masuk kegiatan ini kami tidak mengetahuinya,” Elak Dedi.
