JAKARTA (CAMEON) – Penyebaran hoax cukup masif di masyarakat saat ini. Pada waktu yang bersamaan juga masyarakat juga gagal memahami antara hoax dan kritik. Hal tersebut diungkap oleh salah satu pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Garda Pemuda Nasdem, Chepy Aprianto.
”Kritik sangat diperlukan untuk membangun negara yang lebih baik. Namun, hoax dalam ajaran agama apapun tidak dibenarkan,” ucap Chepy kepada wartawan, Kamis (31/8/2017).
Dia mengungkapkan, adanya hoax sangat merusak sendi sendi berbangsa dan negara. Bukan hanya bangsa dan negara yang hancur, perseorangan pun akan hancur jika terkena hoax. Dirinya berpandangan hoax tidak jauh beda dengan fitnah.
Dia menjelaskan, cara paling tepat adalah penegakan hukum harus memenuhi prinsip keadilan tanpa melihat kubu manapun. Baik itu pro pemerintah ataupun kubu yang kontra dengan pemerintah. Serta, pemerintah perlu memperkuat pertahanan cyber nasional.
”Di sisi lain, masyarakat jangan mudah menyebarkan informasi di media sosial yang belum jelas,” katanya.
Masyrakarat juga harus mencari sumber informasi yang akurat dan memiliki kredibiltas yang baik. Diharapkan, lanjut dia, sebelum menyebarkan harus memastikan kebenaran informasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menyoroti juga kasus saracen yang tengah diungkap oleh pihak kepolisian. Untuk itu, pihaknya juga mendukung pengusutan tuntas terhadap kasus saracen dan kelompok sejenis. Baik yang dilakukan oleh perseorangan dan kelompok, harus diusut tuntas.
”Kami mendukung Pak Jokowi untuk menindak tegas pendukung dan pelaku penyebar hoax. Serta pemesan hoax sebelum bangsa yang berbudaya seperti Indonesia ini hancur akibat hoax,” pungkasnya. (Nita Nurdiani)