News

Tim Negeri Rempah Foundation Telusuri Jejak Islam di Afrika Selatan

262
×

Tim Negeri Rempah Foundation Telusuri Jejak Islam di Afrika Selatan

Sebarkan artikel ini

AFRIKA SELATAN (CM) – Tiga peneliti dari Negeri Rempah Foundation melakukan kunjungan ke Cape Town, Afrika Selatan, dalam rangka menggali sejarah masuknya Islam ke wilayah tersebut. Misi ini berlangsung selama lima hari, dari Sabtu hingga Rabu (7-11 Desember 2024), bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Tim yang terdiri dari Yanuardi Syukur (dosen Antropologi Universitas Khairun, Ternate), Abdul Kadir Ali (dosen Universitas Nuku, Tidore), dan Irma Zahrotunnisa Wijaya (peneliti Negeri Rempah Foundation) juga mengemban misi serupa di sejumlah negara lainnya. Di Cape Town, fokus utama mereka adalah melacak jejak penyebaran Islam melalui jalur rempah.

Kunjungan ini disambut oleh Konsul Jenderal RI Cape Town, Tudiono, dalam acara makan malam di Wisma KJRI Cape Town. Tudiono mengapresiasi langkah tim Negeri Rempah dan berharap hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan, khususnya Cape Town, dapat semakin erat melalui kerja sama budaya dan keislaman.

Ia juga mendorong adanya penelitian lanjutan tentang hubungan Islam di kedua negara sebagai bentuk diplomasi budaya.

Konjen Tudiono menyoroti kontribusi ulama dan tokoh dari Indonesia dalam penyebaran Islam di Afrika Selatan. Di antaranya adalah Syekh Yusuf al-Makassari pada abad ke-17 dan Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam dari Tidore pada abad ke-18.

Kedua tokoh ini tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga menginspirasi perjuangan kemerdekaan Afrika Selatan. Tudiono juga menjelaskan bahwa Nelson Mandela menganggap kedua tokoh tersebut sebagai inspirasi dalam perjuangan melawan apartheid.

“Ketika Mandela bebas dari penjara, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah makam Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam di Tana Baru, Cape Town,” ujar Yanuardi Syukur, Ketua Tim Negeri Rempah Foundation.

Baca juga: Tahun Baru Islam, Ratusan Yatim di Kab Tasik Dapat Santunan

Tak jauh dari makam Tuan Guru, berdiri Masjid al-Auwal, masjid pertama di Afrika Selatan yang didirikan oleh Tuan Guru setelah bebas dari penjara di Robben Island. Masjid ini masih aktif hingga kini sebagai simbol perjuangan umat Islam di Cape Town.

Lantai dasarnya digunakan untuk shalat, sementara lantai atas berfungsi sebagai madrasah sore bagi anak-anak Muslim dan ruang ibadah perempuan.

“Mereka belajar mengaji menggunakan metode Iqra’ dengan sedikit penyesuaian,” tambah Yanuardi.

Abdul Kadir Ali menyoroti pentingnya mengangkat Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Tuan Guru menyalin al-Qur’an sebanyak enam kali, dengan salah satu salinannya kini disimpan di Masjid al-Auwal.

“Kontribusi luar biasa dari Tuan Guru, baik dalam penyebaran Islam maupun perjuangan kemerdekaan Afrika Selatan, menjadikannya layak diusulkan sebagai pahlawan nasional,” tegas Abdul Kadir Ali, yang juga menjabat sebagai Dekan FISIP Universitas Nuku.

Kunjungan ini tidak hanya menggali sejarah, tetapi juga menjadi langkah penting dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *