TASIKMALAYA (CM) – Salah seorang Narapidana teroris, Reza Nurjamil (21) warga Kampung Bonjongsari Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya meninggal dunia, di rumah sakit daerah Cilacap pada Minggu (13/10/2019) malam.
Almarhum meninggal dunia saat menjalani hukuman penjara di Nusakambangan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Sebelumnya, dia ditangkap Densus 88 Mabes Polri di Kalimantan Utara setahun lalu.
Iin Tahjudin (58) orang tua narapidana teroris RN mengungkapkan, sejak penangkapan kepada almarhum, sebenarnya keluarga masih belum percaya. Iin dan keluarga besar kaget dan tidak percaya bawha RN ini menjadi salah seorang teroris.
“Saat ditangkap di Kalimantan itu dia sedang jualan parfum. Tetapi selama di sana merasa yakin setelah menerima surat pemberitahuan dari Densus 88 Mabes Polri ada keterlibatan kasus teroris,” ungkapnya, kepada wartawan, Senin (14/10/2019).
RN ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri karena diduga menjadi bagian dari jaringan teroris. RN berperan sebagai penyalur teroris ke Filipina.
“Anak kami memang mudah bergaul. Rajin solat dan sering mengaji ke masjid,” katanya mengungkapkan perilaku anaknya.
Iin mengatakan, RN merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Dulu, kenang dia, selepas lulus sekolah di salah satu SMK Kota Tasikmalaya, RN termasuk anak yang penurut dan mengabdi kepada orang tua.
Selama dua tahun, RN membantu ayahnya berjualan pakaian di Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya. Disela membantu ayahnya itu, RN tidak memperlihatkan perilaku aneh.
Namun tiga bulan yang lalu, pemuda ini berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat ke Kalimantan bersama sembilan temannya untuk berjualan parfum.
Nahas, setelah tiga bulan berlalu, Iin malah kaget luar biasa. Ia mendapat surat bahwa anaknya ditangkap Anggota Densus 88 terkait dugaan jaringan terorisme.
“Hukuman itu baru dilakukannya selama satu tahun. Meskipun vonis untuk anak saya itu 4 tahun, di Nusakambangan, Kabupaten Cilacap,” ujarnya.
Hingga kabar terakhir kemarin lusa, Iin dan keluarga semakin bersedih. “Ada kabar sakit, dua hari dalam kondisi muntah-muntah sampai di bawa ke rumah sakit di Cilacap,” katanya.
RN selama menjalani hukuman di Nusakambangan mengalami sakit, menurut keterangan yang didapatkan pihak keluarga, RN mengalami sakit muntah-muntah di dalam penjara hingga dilarikannya ke rumah sakit di Cilacap.
“Di rumah sakit dirawat, ada perawatan. Walaupun akhinya meninggal dunia,” katanya.
Bagaimana kondisi RN saat dipenjara? Iin mengaku, pihak keluarga pernah datang beberapa kali membesuk. Saat dipenjara, kondisi RN dalam keadaan baik.
“Kondisi selama menjalani hukuman di dalam penjara itu baik dan tetap berkomunikasi. Tapi Allah berhendak lain saat menjalani perawatan di rumah sakit Cilacap,” imbuhnya.
Meski kehilangan anaknya, namun Iin tetap berhusnudzon. Ia yang mengaku menyesal karena belum sempat datang selama perawatan di rumah sakit itu tetap berdoa untuk anaknya agar diberikan tempat terbak di sisi-Nya dan senantiasa diampuni segala dosa anaknya itu.
“Alhamdulilah para petugas telah membawa anak saya ke Kota Tasikmalaya, Senin ini, pukul 07.30 WIB untuk dimakamkan. Saya mengikhlaskan atas meninggalnya anak kami ini, dan tentunya kami meminta maaf pada semua masyarakat terutama atas kesalahan yang dilakukannya,” tuturnya. (anto)