TASIKMALAYA (CM) – Kepala Seksi Jaminan Pelayanan dan Hak-hak Reproduksi dan Keluarga Berencana pada Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Risi Rizka Dewi, AM, Keb, S.KM., mengatakan tujuan kegiatan sosialisasi pencegahan dan intervensi stunting, salah satunya untuk menekan percepatan dan penurunan angka stunting melalui seribu Harapan Pertama Kehidupan (HPK).
“Dimana kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, baik itu pengetahuan tenaga kesehatan diantaranya bidan koordinator, tenaga lini lapangan serta para kader-kader posyandu KB di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,” ujarnya, Selasa (10/12/2019).
Ia juga menyebut bahwa pihaknya sudah mengetahui bangsa indonesia mempunyai bonus demografi pada tahun 2030, dan 2035 masa produktif banyak dibandingkan dengan dengan usia yang tidak produktif.
“Jadi bagaimana bonus demografi itu sebagai anugerah tentunya harus dipersiapkan sejak usia remaja, yakni persiapan pernikahan dan seribu HPK-nya dimulai dari 270 hari masa kehamilan dan 730 di hari pertama kehidupan sampai bayi di usia dua tahun,” ungkap Risi.
Dengan demikian, kata ia, Kabupaten Tasikmalaya terus menerus mengalami penurunan hingga zero stunting dengan minimal target 20 persen, dan pada tahun 2020 sendiri harus dibawah 20 persen.
Sementara itu, Plh. Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk, dr. Faisal, mengungkapkan, Tasikmalaya akan terus melakukan sosialisasi di setiap stakeholder, baik di masyarakat maupun para kader PKK dan Himpaudi.
“Karena untuk pencegahan stunting sangat penting mulai dari seribu hari sejak dimulai dari remaja putri dan mulai kehamilannya, sehingga bisa melahirkan keluarga yang kuat dan diharapkan pola asuh anak baik, agar di seribu hari pertama kehidupan tidak terjadi,” pungkasnya. (Anto)
