News

Teka Teki Titik Nol Kilometer Lembang

329
×

Teka Teki Titik Nol Kilometer Lembang

Sebarkan artikel ini
Teka Teki Titik Nol Kilometer Lembang
BANDUNG BARAT (CM) – Titik nol kilometer, seperti yang banyak ditemui di berbagai daerah, berfungsi sebagai penanda tempat acuan titik sentral.
Sebagai contoh, titik nol kilometer Kota Bandung yang berada di Jalan Raya Pos misalnya, berfungsi sebagai tempat bersejarah terbentuk dan terbangunnya Kota Bandung.
Hal yang berbeda justru ditemui di Lembang. Titik nol kilometer yang ada di Lembang tidak hanya berjumlah satu, ternyata ada beberapa tugu titik nol kilometer di Lembang.
Lokasi titik nol kilometer pertama berada di persimpangan Jl Raya Lembang, Jl Panorama, Jl Maribaya, Jl Tangkuban Parahu. Lokasi titik nol kedua berada di Jl Maribaya. Lokasi titik nol ketiga berada di Jl Grand Hotel, tepatnya diujung timur.
Menurut Sri Astuti, selaku Kasi PPSU (Pembangunan dan Prasarana Umum) Kecamatan Lembang, dari dulu dirinya mengetahui keberadaan titik nol kilometer Lembang letaknya di daerah alun-alun Lembang.
Ketika ditemui di kantor Kacamatan Lembang, Sri Astuti juga menjelaskan “Orangtua saya dulu juga kalau mau kemana-mana, patokannya ya dari alun-alun”, Jumat (06/04/2018).
Malia Nur Alifa, selaku ketua Lembang Heritage juga merasakan keganjilan hal ini. “Kalau di Lembang mah, saya juga engga ngerti kenapa ada sebanyak itu dan belum nemu jawabannya sampe sekarang,” tandasnya.
Malia menambahkan, bahwa dirinya ada rencana untuk menulis buku tentang sejarah Lembang. Dirinya telah melakukan riset dari tahun 2014. “Salah satu yang saya cari adalah tugu nol kilometer. Saya temukan di Jl Maribaya belakang pos polisi, lalu beberapa tahun berikutnya kok ada di seberangnya yang dekat es kelapa. Awal tahun kemaren saya ngetem angkot di Jl Grand Hotel, pas saya lihat ada tugu nol kilometer juga. Lalu saya lapor ke jurnalis, eh jurnalisnya menemukan tugu nol kilometer di daerah Cikidang yang arah ke Cibodas, jadi totalnya ada empat,” tuturnya.
Tentu saja teka teki ini harus dipecahkan agar masyarakat dapat memahaminya. Karena hal ini merupakan sarana edukasi bagi masyarakat Lembang agar lebih mengenal keberadaan dan wilayahnya. (Ramadani Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *