PANGANDARAN (CAMEON) – Hati ibu mana yang tak sedih melihat kelakuan buah hati yang dia lahirkan dan ia besarkan sendiri dengan segenap pertaruhan jiwa dan raga, kemudian setelah sang anak berumah tangga dan merasa hidupnya sudah mapan dan sukses lalu seakan lupa kepada dirinya (sang ibu). Itu pula yang dirasakan Nenek Suprapti (72) saat ini.
Di sisa-sisa akhir hidupnya, Nenek Suprapti warga Dusun Bojongsari Rt 01/01 Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Persisnya di pinggir sungai Cikidang) tinggal sebatang kara di rumah yang dikontrak selama 8 tahun ini.
” Saya tinggal di rumah kontrakan ini sudah 8 tahun, Setiap bulannya pun bayar kontrakan sebesar Rp 100 ribu di bayarin oleh pemilik Rumah Makan Karya Bahari,” ujarnya kepada CAMEON, Rabu (29/11/2017).
Suprapti mengaku demi menyambung hidupnya dengan cara minta-minta kepada saudara maupun orang lain bahkan sampai ke pihak Pemerintahan Desa,” Untuk makan saya mengandalkan dari minta-minta,” aku Suprapti dengan nada sedih.
Ketika dipertanyakan kenapa tidak tinggal dengan anak-anaknya, Suprapti langsung meneteskan air mata seraya menyebutkan bahwa anak-anaknya sudah sejak lama menelantarkan dirinya sebatang kara,” Selama 8 tahun anak saya tidak sekalipun menjenguk. Bahkan mereka seolah tidak mau mengakui saya sebagai ibunya,” ungkapnya.
” Anak perempuan saya Sumini saat ini sedang bekerja di Malaysia namun sudah beberapa tahun ini tidak ada pulang dan tidak pernah ada komunikasi apapun apalagi mengirim uang, sedangkan anak lelaki saya satu-satunya bernama Sutarto atau yang akrab dipanggil Oo sudah menikah dan tinggal di Dusun Cimanggu, Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran, bahkan usahanya pun sudah terbilang sukses. Namun sungguh sangat tega ko sama orang tua berani menelantarkan dan membiarkan hidupnya tinggal sebatang kara seperti ini,” apa dia tidak takut kualat atau durhaka” terang Suprapti.
Suprapti mengatakan dirinya sudah beberapa tahun terakhir ini sedang menderita sesak napas dan butuh pengobatan dan penanganan rutin dari dokter,” Beruntung setiap saya berobat ke dokter Frans selalu di gratiskan dari mulai pemeriksaan begitupun juga obatnya, dari Pemerintahan Desa Babakan secara rutin saya selalu menerima bantuan berupa uang dan beras serta sembako lainnya,” pungkasnya. (Andriansyah)