News

Tata Kerja Masalah E-Tiketing Dipertanyakan Wakil Rakyat

141
×

Tata Kerja Masalah E-Tiketing Dipertanyakan Wakil Rakyat

Sebarkan artikel ini
Tata Kerja Masalah E-Tiketing Dipertanyakan Wakil Rakyat
Foto Dok: Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Iwan.M.Ridwan

PANGANDARAN (CAMEON) – Tata kerja masalah progam E-Tiketing yang terpasang pada pintu tollgate barat, timur, dan pintu tollgate Cikembulan menjadi pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran.

Saat ditemui di rumah dinas, Senin (5/6/2017), Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Iwan.M.Ridwan mengatakan pihaknya sudah membahas dengan tiga orang Fraksi PDI Perjuangan yang kebetulan duduk di bangku Komisi II.

“Dalam pembahasan tadi saya menyampaikan supaya bagaimana Komisi II ini tahu detail terkait bagaimana tata kerja masalah tollgate di Pangandaran yang menggunakan sistem e-tiketing,” terangnya.

Karena kalau seperti itu, lanjut Iwan, sama saja dengan sistem manual bukan sistem online atau pakai e-tiketing dan itu hanya pintu masuk yang cuma dipasang portal saja.

“Yang disebut e-tiketing itu pamahaman kami dulu ya sesuai dengan namanya elektronik tiket berarti tiket yang sudah terhubung dengan sistem komputer,” kata Iwan.

“Bayangan kami dulu, bahwa sistem penggunaan e-tiketing itu seperti halnya jalan tol yang di pijit keluar tiket lalu pintu terbuka dan itu masuk kedalam sistem komputer.
Untuk bayarnya pas keluar atau ada pintu/pos lagi,” tuturnya.

Iwan menambahkan, jika dilihat itu sama aja dengan manual justru sekarang pertanyaannya yang disebut e-tiketing ini dikasihkan gak tiketnya. Terus berapa tiket yang terjual karena tiket elektronik itu harus kembali dan harus online.

“Kan disebutnya juga elektronik online ini kan tidak online masih manual karena ketika kendaraan masuk palang portal itu dibuka manual oleh petugas dengan cara menekan tombolnya,” tambah Iwan.

Ketika dibahas persoalan masih adanya kebocoran, Iwan menyebutkan bahwa persoalan kebocoran di pintu tollgate besar kemungkinan masih ada, cuman paling tidak tujuan ini bagaimana kita lagi mencoba untuk mengurangi tingkat kebocoran.

“Tapi persoalannya kan tetap sekarang dikembalikan lagi kepada petugas yang ada di pintu toll gate tersebut jujur atau disiplin enggak karena hal tersebut masih dimainkan,” ucapnya.

“Contoh, begitu kendaraan wisatawan masuk kan portalnya dipijit dan itu tidak masuk ke sistem komputer tidak online karena masih manual apakah tidak menutup kemungkinan dari 10 kendaraan cuma dikasih 5 atau 6 tiket kan itu bisa juga terjadi,” ungkap Iwan.

Iwan menyebutkan, terkait kebocoran gak usah berbicara tentang adanya jalan tikus, jadi harapan saya di pintu utama saja dulu dibenahi agar tidak ada kebocoran.

“Sekarang sudah diterapkan e-tiketing pun masih saja terjadi adanya oknum petugas tollgate yang memberikan satu tiket untuk dua kendaraan dengan tarif Rp 100 ribu, sedangkan tiket yang diterima pengunjung itu yang tarifnya cuma Rp 37.500. Jadi kebocoran masih mungkin bisa terjadi,” pungkasnya. (Andriansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *