News

Tanpa Alasan Jelas RS SMC, Bayi Umur 4 Hari Meninggal, Keluarga Kecewa dan Curiga

426
×

Tanpa Alasan Jelas RS SMC, Bayi Umur 4 Hari Meninggal, Keluarga Kecewa dan Curiga

Sebarkan artikel ini
Tanpa Alasan Jelas RS SMC, Bayi Umur 4 Hari Meninggal, Keluarga Kecewa dan Curiga

TASIKMALAYA (CM) – Lagi, pelayanan di Rumah Sakit SMC Singaparna menjadi sorotan publik. Kali ini mengenai tewasnya seorang bayi laki-laki (4hari) bernama Mazid Al-mughni asal kampung Balananjer Rt.02 Rw.08 Desa Pagersari, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Kematian anak dari pasangan orangtua Arifin Maka (44) dan Ai Tati Nurhayati (42), disinyalir akibat kelalaian pihak RS SMC dalam menangani pasien. Orangtua bayi tersebut mencuim adanya kejanggalan atas kematian anaknya itu.

“Dalam kelahirannya, anak saya sehat dan normal dengan berat badan 2,7 kg dan panjang 47cm, lahirnya di bidan desa. Namun setelah satu hari nginap, bayi kami ada biru-biru di mukanya, mungkin karena kedinginan. Bidan menyarankan untuk membawanya ke puskesmas setempat. Demi kesehatan bayi, ya kami bawa ke puskesmas dan dirawat di sana,” ungkapnya kepada media, Senin (25/06/2018).

Setelah diperiksa di puskesmas, ia mengatakan, bayinya tersebut diberi obat yang disuruh dokter tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh dokter. “Ya di bawa ke puskesmas namun hanya ada perawatnya saja, karena dokternya tidak ada. Tapi lewat komunikasi intensif dengan dokternya, anak saya disuruh dikasih obat sama dokter, karena menurutnya, anak saya keracunan. Tapi setelah berapa lama kondisinya belum membaik juga. Dan akhirnya dokter menyuruh kami untuk membawa anak kami ke rumah sakit. Meskipun keberatan, terpaksa kami bawa,” tambahnya.

Ia melanjutkan, setelah dibawa ke RS SMC atas saran dokter, ia menerangkan, mulanya perawatannya baik-baik saja. Namun setelah dua hari dirawat di RS SMC, ada beberapa kejanggalan yang membuat dirinya curiga atas kematian anaknya itu.

“Mulanya baik-baik saja, perawatannya juga bagus. Namun setelah dua hari baru ada kejanggalan, apa lagi pas ada laporan bahwa anak saya sudah meninggal yang saya tidak tahu sebelumnya. Pihak rumah sakit mengatakan anak saya meninggal sekitar setengah jam yang lalu. Namun kalau melihat kondisinya waktu itu, tidak mungkin anak saya meninggal setengah jam dengan kondisi tangan sudah kaku dan kuku-kukunya sudah pada hitam membusuk,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya meminta bantuan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Tasikmalaya untuk mengusust tuntas kasus tersebut. Karena menurutnya selain banyak kejanggalan dalan kematian anaknya itu, belum juga ada itikad baik dari pihak SMC untuk setidaknya memberitahukan kronologis kematian anaknya itu.

“Belum ada itikad baik dari pihak rumah sakit. Pas kematian anak saya pun mereka hanya bilang yang sabar ya pak, tidak ada penjelasan lain. Seakan ini hanya kematian biasa saja, untuk itu saya minta bantuan ke KPAID,” tegasnya.

Sementara, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto membenarkan adanya laporan kematian bayi yang diduga akibat kelalaian pihak RS SMC Singaparna.

“Iya ada laporan dari warga Pagerageung terkait anaknya yang meninggal saat dirawat di RS SMC Singaparna, diduga ada kelalaian pelayanan di sana yang memgakibatkan kematian bayi. Kami di sini akan mendampingi keluarga korban guna mendapatkan kepastian dan keadilan. Kita juga sudah melaporkan ke pihak kepolisian biar di proses secara hukum,” ungkapnya.

Ia menegaskan, kasus ini bukan hanya urusan KPAID saja melainkan melibatkan P2TP2A juga.”Kita sudah koordinasi dengan P2TP2A, mengingat kasus ini ada dua korban yakni bayi yang meninggal dan ibunya yang sakit pasca melahirkan,” tandasnya. (ZZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *