PANGANDARAN (CAMEON) – Ketersediaan beras untuk konsumsi masyarakat di pasaran se- Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dari tahun ke tahun selalu aman atau surplus. Hal tersebut berdasarkan data dari Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran, kebutuhan beras untuk tahun 2017 tercatat sebanyak 67.563,6 ton.
Sedangkan rata-rata kebutuhan per bulan terhitung sejak Februari hingga April 2017 mencapai 5.630,30 ton, hanya untuk bulan Januari 2017 kebutuhan tercatat sebanyak 5.395,70 ton.
Kepala DKPKP Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana menjelaskan, untuk jenis beras yang beredar dipasaran di antaranya jenis premium dengan harga Rp.11.000 per kilogram, Medium dengan harga Rp.10.000 per kilogram dan termurah dengan harga Rp.8.500 per kilogram.
“Untuk beras jenis Premium masih di pasok dari daerah Cianjur, sedangkan beras jenis medium dan yang termurah sebagian besar hasil produksi petani Pangandaran,” ujarnya.
Untuk ketersediaan beras, sambung Rida, sejak Januari 2017 di Pangandaran relatif tercukupi. Pada Januari tercatat 4.473,13 ton, Februari 75.821,13 ton, Maret 42.092,50 ton dan April 27.523,90 ton.
“Kadang sisa ketersediaan beras yang tidak terkonsumsi di ekspor ke beberapa daerah di Priangan Timur namun jumlahnya tidak begitu banyak,” tambah Rida.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPKP Kabupaten Pangandaran Apandi mengatakan, rumus kebutuhan untuk penyediaan beras disesuaikan dengan jumlah jiwa yang ada.
“Pada tahun 2016 untuk kebutuhan beras di Kabupaten Pangandaran tercatat 66.292,80 ton sedangkan ketersediaan tercatat 140.859,98 ton untuk 413.460 jiwa,” terangnya.
Pada tahun 2017, kata dia, ketersediaan belum bisa di prediksi, namun kebutuhan mencapai 67.563,6 ton berdasar jumlah jiwa sebanyak 413.443.
“Saya berharap ketersediaan dengan kebutuhan pada tahun 2017 seimbang sehingga tidak termasuk kategori rawan pangan,” pungkasnya. ( Andriansyah )