News

Swing Voter 13,9% Jadi Kunci Kemenangan, PCNU Tegaskan Netralitas

303
×

Swing Voter 13,9% Jadi Kunci Kemenangan, PCNU Tegaskan Netralitas

Sebarkan artikel ini

KAB. TASIK (CM) – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tasikmalaya, PolMark Indonesia bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tasikmalaya merilis hasil survei elektabilitas secara daring, Jumat petang, 22 November 2024.

Acara ini diikuti langsung oleh jajaran pengurus PCNU Kabupaten Tasikmalaya, yang mendengarkan pemaparan dari Direktur PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiantoro, melalui Zoom di Kantor PCNU.

Dalam kesempatan tersebut, PCNU Kabupaten Tasikmalaya kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga netralitas dan menghindari politik praktis.

Wakil Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, KH Nandang Hudaya, menyatakan bahwa organisasi ini tidak akan mengarahkan jamaah untuk mendukung salah satu pasangan calon.

“PCNU memastikan posisinya netral, tidak berpihak pada calon mana pun. Sesuai aturan AD/ART, Jam’iyah Nahdlatul Ulama tidak mendukung siapa pun dalam kontestasi politik, baik Pilpres, Pilgub, maupun Pilkada. Kami mendukung semua yang berkontestasi secara baik dan sehat,” ujar KH Nandang Hudaya.

Menurutnya, kerja sama dengan PolMark Indonesia bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, tanpa melibatkan PCNU dalam dukungan politik tertentu.

Direktur PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiantoro, memaparkan bahwa survei kali ini mengungkap adanya jumlah swing voter yang cukup signifikan, mencapai 13,9 persen. Angka tersebut diyakini berpotensi memengaruhi hasil Pilkada, terutama menjelang masa tenang dan hari pencoblosan.

“Swing voter ini cukup besar, karena masyarakat belum sepenuhnya menentukan pilihan mereka. Biasanya, keputusan akan lebih banyak diambil pada masa tenang atau saat pencoblosan. Namun, pragmatisme politik juga berpotensi memengaruhi preferensi swing voter,” jelas Eko.

Ia menambahkan bahwa pergeseran suara swing voter biasanya tidak sepenuhnya beralih ke satu pasangan calon. Suara tersebut cenderung tersebar di antara para kandidat, kecuali ada peristiwa luar biasa yang dapat mengubah dinamika.

“Pergeseran swing voter tidak pernah mencapai 100 persen ke salah satu pasangan. Biasanya terbagi ke semua kandidat, tergantung pada bagaimana masing-masing pasangan calon bekerja untuk menarik simpati,” tambahnya.

Survei yang dilakukan dengan metode multistage random sampling melibatkan 800 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pasangan calon nomor urut 3, Ade Sugianto dan Iip Miftahul Paoz, memimpin dengan elektabilitas tertinggi, yaitu 49,5 persen.

Pasangan nomor urut 2, Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Al-Ayubi, berada di posisi kedua dengan elektabilitas 28,1 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Iwan Saputra dan Dede Muksit Aly, mendapatkan elektabilitas 8,5 persen.

Eko menegaskan bahwa survei ini memiliki margin of error sebesar 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Ia berharap hasil survei ini menjadi motivasi bagi para kandidat untuk lebih intensif mendekati masyarakat secara positif dan konstruktif.

KH Nandang Hudaya menyampaikan bahwa publikasi hasil survei ini bertujuan memberikan pencerahan kepada masyarakat sekaligus mendorong pendidikan politik yang sehat.

“Kami tetap pada posisi netral. Survei ini adalah bagian dari upaya pendidikan politik dan pencerahan bagi masyarakat. Para calon dipersilakan berkontestasi dengan cara yang baik, tanpa perlu ada penggiringan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *