KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON)-Perseteruan dua kubu PPP memasuki babak baru. Setelah PPP kubu Djan Faridz mendapatkan SK PTUN yang mengabulkan gugatan, para pengurus tingkat daerah mulai kecipratan pengaruhnya.
Seperti di Kota Tasikmalaya yang akan menggelar Pilkada serentak 15 Februari 2017 mendatang. Dua kubu PPP, Romy dan Djan, punya jagoan berbeda. Hawa panas persaingan pun tak dapat ditahan.
Pasangan Budi-Yusuf telah mendaftarkan diri ke KPU Kota Tasikmalaya. Ada 4 partai yang jadi pegangan dengan SK-nya, masing-masing adalah PPP, Partai Golkar, PKB dan Nasdem.
Budi adalah petahana yang merupakan kader PPP dikubu Romy. Dulu, Wali Kota Budi Budiman dengan pasangannya Wakil Wali Kota Dede Sudrajat merupakan kader PPP saat masih utuh. Keduanya menjelma jadi kader favorit PPP.
Tak lama kemudian, Dede bersebrangan dengan Budi. Budi bersama kubu Romy. Sementara Dede, yang merupakan kader militan PPP kubu Djan Faridz harus ikhlas mendaftar ke KPU tanpa diakui penetapan SK dukungan dari partai yang membesarkannya. Bersamanya, ada Partai Demokrat, Gerindra, PAN dan PKS .
Lantas, bagaimana suhu politik Kota Tasikmalaya jelang Pilkada Serentak mendatang? Sontak, para pengurus daerah langsung merapatkan barisan. Politik talik ulur mulai dimainkan.
Tak lama setelah pengabulan gugatan Djan Faridz, DPC PPP Kota Tasikmalaya kubu Djan Faridz, langsung melakukan musyawarah pertamanya, di RM Warung Hejo, Jumat (25/11/2016).
Ketua DPC PPP Kota Tasikmalaya H Darus menyampaikan rasa senangnya. Ia mengaku lega, walaupun belum seluruhnya legalitas PPP ada dalam genggaman.
“Baru tujuh puluh lima persen pasca turunnya SK PTUN. Tinggal selangkah lagi menunggu SK dari Menkumham,” ujarnya, disela musyawarah.
Secara otomatis, dengan adanya kabar baik ini, pihaknya harus mengevaluasi dan menyusun kepengurusan struktur partai secara internal. “Setelah turunnya SK PTUN kami sangat lega karna tidak lagi di pandang sebelah mata,” katanya.
Ia mengaku bangga karena sudah di akui di dalam koalisi partai. Dan kali ini, pihaknya sedang memusyawarahkan bagaimana kemajuan dan kebijakan partai kedepannya.
Lebih spesifik lagi, konsolidasi yang pertama kalinya ini, untuk mengejar target pemilukada 15 Pebruari 2017 untuk mendukung paslon Walikota dan Wakil Walikota periode 2017-2022.
“Sepenuhnya kami akan dukung Dede Sudrajat sebagai paslon yang akan di usung oleh PPP. Termasuk kami dan seluruh pengurus dari PPP,” ucapnya.
Meskipun sampai saat ini belum menyampaikan pesan dukungan itu langsung kepada Dede Sudrajat, namun pihaknya meyakini ada kesamaan persepsi, visi dan misi. Apalagi Dede dikenal sebagai kader PPP yang komitmen dan loyal.
“Kami tetap harus ketemu (dengan Dede). Demi berjalannya roda organisasi partai,” katanya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya memiliki target untuk menyukseskan Pemilukada. Yakni, harus memenangkan Dede Sudrajat yang merupakan salah satu kader militan partai.
Dede, kata Darus, merupakan kader PPP yang masih bertahan dan setia sampai saat ini di kubu Djan Farij. Untuk itulah, pihaknya harus mendukung secara maksimal.
Termasuk target selanjutnya tahun 2019 menjelang pemilu legislatif yang harus dipertahankan. Ia berkomitmen, para pengurusnya akan dipertahankan sampai masa waktu jabatan priode 2016-2021 selesai.
Darus berharap, Dede Sudrajat sebagai kandidat yang sudah mendapat dukungan penuh dari semua pengurus Kota Tasikmalaya, apalagi Dede sebagai pengurus DPW Provinsi Jawa Barat, bisa menempatkan PPP kubu Djan dalam koalisi dengan tempat terbaik.
“Beliau harus bisa menempatkan PPP di koalisi. Sekaligus beliau harus bisa memperjuangkan untuk legislatif tahun 2019 mendatang,” tandasnya. cakrawalamedia.co.id (Edi Mulyana)