News

Situs Gunung Padang Akan Dipugar, Tim Lintas Ilmu Mulai Bergerak

294
×

Situs Gunung Padang Akan Dipugar, Tim Lintas Ilmu Mulai Bergerak

Sebarkan artikel ini

CIANJUR (CM) – Tim kajian dan pemugaran Gunung Padang yang dipimpin arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, mulai mengumpulkan peneliti lintas disiplin ilmu untuk merekonstruksi situs bersejarah di Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Ali, sebagian struktur di Gunung Padang masih terjaga dengan baik, namun ada pula yang rebah, patah, hingga runtuh. “Kita fokus di situ supaya bisa dilestarikan, istilahnya diperpanjang usianya,” kata Ali, Senin (18/8/2025).

Tahap awal yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh hasil riset tentang Gunung Padang, termasuk yang kontroversial. Ali juga melibatkan pakar dari berbagai bidang, mulai dari arkeologi, sejarah, tradisi lisan, hingga geografi dengan teknologi LiDAR untuk pemetaan.

Selain itu, ada pula ahli dari geologi, teknik sipil, arsitektur, hingga planologi. Mereka berasal dari lembaga riset maupun kampus seperti Universitas Indonesia, ITB, Unpad, Universitas Trisakti, hingga Universitas Hasanuddin. “Riset bersama ini berlangsung dua sampai tiga bulan,” ujar Ali.

Saat ini, tim sudah beranggotakan sekitar 80 orang, termasuk 12 ahli yang memimpin tim kecil sesuai bidangnya. Beberapa di antaranya adalah arkeolog Yadi Mulyadi, arsitek Pon Purajatnika, dan Taqyuddin yang pernah meneliti Gunung Padang sebagai struktur mirip piramida.

Tim ini dibentuk Kementerian Kebudayaan lewat SK yang diterbitkan 13 Agustus 2025. Ali berharap pemerintah tidak membatasi waktu pemugaran agar pekerjaan bisa lebih tenang dan hasilnya menjaga kelestarian situs. Ia mencontohkan rekonstruksi Candi Borobudur, yang prosesnya membutuhkan detail dokumentasi sebelum ditata kembali.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut tujuan pemugaran adalah agar situs Gunung Padang lebih terawat, merujuk pada proses yang pernah dilakukan di Borobudur dan Prambanan. “Kalau bisa dikembalikan seperti aslinya. Tapi karena tidak ada blueprint, ya tidak mungkin seratus persen,” katanya, April lalu di Bandung.

Rencananya, pemugaran dilakukan mulai tahun ini lewat skema public private partnership. Menurut Fadli, batu-batu yang rebah bisa didirikan kembali berdasarkan kajian arkeologi. Sedangkan riset lanjutan akan ditangani Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Hasil integrasi studi dari para ahli nantinya akan dibuka untuk mendapatkan tanggapan publik, sebelum dipakai sebagai dasar rekonstruksi yang ditargetkan bisa dimulai akhir 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *