PANGANDARAN (CAMEON) – Selama bulan Ramadhan penjual petasan dan kembang api di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten Pangandaran selalu menjamur. Berdasarkan pantauan CAMEON dilapangan, Bisnis musiman tersebut hasil keuntungannya begitu menggiurkan, sehingga banyak diminati oleh pelaku usaha kecil di perkampungan.
Salah seorang pedagang petasan musiman, Hilman (20) warga Dusun Purwasari, Desa/Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran mengaku dirinya berjualan petasan sabagai usaha sampingan selama ramadhan, selain itu keuntungannya pun cukup menggiurkan, “Memang berjualan petasan dan kembang api ini sangat beresiko diantaranya sering dikomplen oleh lingkungan,” akunya kepada CAMEON. Selasa (6/6/2017).
Menurut dia, Menjual petasan pada bulan Ramadhan sudah menjadi kebiasaan yang lumrah sehingga minat masyarakat untuk menjadi penjual petasan sangat tinggi.
“Petasan dan kembang api yang banyak beredar dipenjual rata-rata dari mulai harga Rp.500 hingga Rp.150.000 tergantung ukurannya,” kata Hilman.
“Penghasilan rata-rata yang didapat per hari dari penjualan petasan dan kembang api mencapai Rp.200 ribu. Sedangkan modal awal pembelian petasan dan kembang api hanya kisaran Rp.5 juta, dalam dua pekan saja keuntungan yang saya dapat sudah Rp.2.800.000,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga Parigi, Sariman berharap kepada pihak keamanan dan pemerintah untuk melakukan penertiban terhadap penjual petasan dan kembang api.
“Kadang kami masyarakat merasa resah jika mendengar suara petasan secara dadakan, untuk itu harus ada pemantauan dan penertiban supaya penjual petasan dan kembang api tidak menjamur,” singkatnya. (Andriansyah)