BANDUNG, (CAMEON) – Sebanyak 76 ribu isinyur akan diperlukan dalam pembangunan Indonesia. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, jumlah tersebut nantinya akan membangun sejumlah wilayah di Indonesia.
“Sekarang pembangunan tidak lagi Jawa sentris lagi. Ada banyak wilayah di Indonesia yang masih tertinggal pembangunannya,” ungkap Puan dalam kuliah umum di Institut Teknolgi Bandung (ITB), Rabu (16/11).
Untuk menunjang para insinyur ini, lanjut dia, bersama dengan Dirjen Pendidikan Tinggi sudah merancang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJM). Salah satu caranya dengan menambah jumlah prodi dan fakultas di sejumlah perguruan tinggi terkemuka.
Lalu, RPJM ini akan langsung sosialisasi, baik secara verbal dan ke lapangan. Dia mencontohkan saat dalam bidang lainnya, berkaitan revolusi mental yang sudah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya. Surabaya saat ini dipilih sebagai kota yang bersih sampah di bantaran sungai.
“Nah, nantinya akan dipilih juga perguruan tinggi sebagai contoh terbaik. Agar, bisa dicontoh oleh perguruan tinggi lainnya,” jelasnya.
Lebih jauh lagi, road map sumber daya manusia ini sebagai penataan terkait apa saja yang dibutuhkan oleh negara indonesia. Lalu, nantinya para mahasiswa ini akan membuat riset-riset yang akan dipergunakan guna pembangunan nasional.
Lanjut dia, hal terkecil yang perlu dilakukan dalam pendidikan sejak dini adalah para siswa tidak lagi membuang sampah sembarangan. Diakui olehnya, ini bukan perkara yang mudah. Tapi, ini harus dilakukan secara masif.
“Saya berharap dengan revolusi mental ini bisa menjadi garda terdepan dalam pembangunan karakter nasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia menceritakan dirinya yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan. Dulu ketika kuliah di Universitas Indonesia (UI), dirinya mengambil jurusan Public Relationship. Bercita-cita untuk menjadi juru bicara perusahaan.
“Tapi, saya pada akhirnya malah jadi juru bicara partai. Tapi, saat ini bersama dengan perguruan tinggi akan menggiring para mahasiswa bekerja sesuai dengan kebutuhan negara,” pungkasnya. (Putri)
							




