Manasuka

Serunya Menggali Inspirasi RSBS di Cibatu Garut

194
×

Serunya Menggali Inspirasi RSBS di Cibatu Garut

Sebarkan artikel ini
Serunya Menggali Inspirasi RSBS di Cibatu Garut

GARUT, (CAMEON) – Upaya para pegiat pendidikan dan sejumlah stakeholdernya di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut patut diacungi jempol. Mereka berupaya menanamkan karakter luhur kebersihan agar senantiasa terpatri dalam lingkungan pendidikan di Cibatu.

Adalah kegiatan sosialisasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) dan Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS) sebagai wujud ikhtiarnya. Kegiatan sehari penuh yang diinisiasi oleh IGTKI, PGRI dan Himpaudi kecamatan Cibatu di bawah pembinaan UPTD Pendidikan Dasar Kecamatan Cibatu ini dilaksanakan di Aula Desa Padasuka Jalan Cibatu Bandrek, Selasa (18/10/2016).

Sedikitnya 150 peserta yang terdiri dari anggota IGTKI, PGRI dan Himpaudi kecamatan Cibatu ini mengikuti kegiatan tersebut. Para peserta begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan.

Sepintas, kegiatan ini seperti biasa saja. Apalagi tema yang diangkat masalah kebersihan yang sepertinya tidak wah. Namun ternyata, di sinilah kekhasan sosialisasi. Bagaimana mengajak para pesertanya agar peduli pada kebersihan yang merupakan bagian dari iman.

Kegiatan sosialisasi yang bertemakan urgensi kesling untuk masa depan generasi bermartabat melalui konsepsi RSBS ini menghadirkan tim trainer dari LPMP Sukahaji Waterboom Cihaurbeuti Ciamis dan yayasan rumah sampah Indonesia. Hadir sebagai trainer, Wawan Widarmanto beserta timnya.

Dalam kesempatan itu, Wawan menerangkan konsepsi Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS). Konsep ini menjadi suatu bentuk kepedulian atas permasalahan sampah yang berujung petaka di kemudian hari.

“RSBS merupakan kolaborasi antara rumah sampah dengan lembaga pendidikan, khususnya jenjang Pendidikan Usia Dini dan Sekolah Dasar. Pertimbangan memilih anak usia dini sebagai sasaran program adalah karena pada masa inilah anak belajar dengan optimal, masa ini  biasa disebut golden age (masa emas),” bebernya.

RSBS, kata dia, fokus terhadap pembentukan karakter cinta dan peduli lingkungan pada anak dan mengubah mindset tentang sampah yang telah tertanam pada masyarakat. Bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal kecil, tak akan terjadi masalah besar. Sungguh pemahaman yang keliru.

Rumah sampah berarti tempat dikumpulkannya sampah-sampah produktif secara rutin setiap satu kali dalam sepekan untuk dijual dan hasil penjualannya digunakan untuk keperluan sekolah, seperti pengadaan sarana, dana ekstrakulikuler dan lain sebagainya, tidak untuk siswa yang  mengumpulkan uang, ini bukan berarti bahwa siswa yang mengumpulkan sampah tidak mendapatkan reward, tetap diberi reward namun bukan berupa uang karena menghindari mindset keliru semisal ‘aku harus memungut sampah agar mendapatkan uang.

“Fokus konsepsi kami adalah membentuk karakter anak untuk peduli terhadap lingkungan, peduli dan beraksi nyata dengan melakukan pembiasaan memungut sampah. Selain program memungut sampah secara rutin, program rumah sampah juga bisa ditunjang dengan kegiatan lain seperti daur ulang sampah, pembuatan biofori, pupuk organik, pembuatan apotek hidup, tani ternak organik dan lain sebagainya,” jelasnya.

Ditempat sama, Kepala UPTD Kecamatan Cibatu Marwan mengaku bangga atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia tidak mengira, bahwa antusiasme para peserta begitu besar terhadap permasalahan kebersihan hingga penanaman karakter bangsa ini.

“Alhamdulillah, acaranya berjalan dengan lancar. Semua peserta sangat bersemangat mengikuti acara dari awal sampai akhir. Mudah-mudahan program ini bisa cepat di aplikasikan di tiap-tiap sekolah yang ada di kecamatan Cibatu,” ujar Marwan.

Marwan yang dikenal sebagai sosok yang peduli pada pendidikan serta penekanan karakter di setiap pembelajaran ini menekankan, setiap pendidik yang ada di wilyahnya agar senantiasa menekankan karakter kebersihan, hijau berbasis sekolah, perilaku hidup sehat sekaligus diberikan contoh oleh para gurunya.

Mewujudkan generasi jujur, disiplin, dan mandiri, terang Marwan, akan terwujud apabila ada pembiasaan setiap hari di sekolah.  Pembiasaan ini bisa dimulai dari hal kecil dan mulai sekarang.

“Melalui pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, dan setor sampah produktif ke sekolah satu minggu sekali. Ini adalah penanaman karakter sejak dini. Paling tidak melalui gerakan ini, ada pencerahan signifikan untuk semua kalangan khususnya PAUD dan SD yang dinamis menjalankan program ini,” bebernya.

Senada dengan itu, kepala Desa Padasuka Sholahah Ghina Gunawan S.Pdi bertekad, wilayahnya menjadi daerah yang bisa mewujudkan semangat karakter anak didik melalui pembiasaan membuang sampah pada tempatnya tersebut.

Sebagai orang pendidikan, Ghina tentu memiliki keinginan kuat agar warganya senantiasa tertib, bersih, sehat dan memiliki karakter luhur dalam kepedulian terhadap lingkungan. cakrawalamedia.co.id (Dede Sundara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *