News

Sebelum Peristiwa Penyiraman Air Keras, Novel Baswedan Selalu Diintai

457
×

Sebelum Peristiwa Penyiraman Air Keras, Novel Baswedan Selalu Diintai

Sebarkan artikel ini
Sebelum Peristiwa Penyiraman Air Keras, Novel Baswedan Selalu Diintai
Ilustrasi Net

JAKARTA (CAMEON) – Novel Baswedan, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, mengetahui bahwa dirinya diintai oleh seseorang. Sebelum peristiwa penyiraman air keras yang terjadi pada 11 April 2017, gerak gerik Novel selalu ada seseorang yang mengintainya.

Ia menyadari saat dirinya pergi ke kantor selalu ada orang yang mengikuti dan melacak. Seperti yang dikutip majalah Tempo edisi 12-18 Juni 2017, Novel mengatakan,”Saya tahu saya diintai. Bahkan, menurut info yang saya dengar, pengintai saya adalah polisi. Saya dengar informasi itu, tapi tak punya buktinya. Saya ini penyidik. Kalau penyidik tak tahu diikuti, keterlaluan”.

Novel menceritakan saat dirinya akan menjebak seseorang yang mengikutinya. “Sekali waktu saya pojokkan orang itu di posisi tertentu, kemudian orang itu terjebak,” tuturnya. Kejadian itu tak berselang lama dari kejadian penyiraman. “Persisnya saya lupa,” katanya.

Meskipun dirinya sedang diintai orang, Novel Baswedan tidak meminta pengawalan. Padahal, dirinya sedang dalam ancaman. Pernah Kepala kepolisian Daerah Metro Jaya M. Iriawan menawarkan pengawalan, namun ditolak.
Menurutnya, kalaupun saya harus dikawal, itu harus perintah pimpinan KPK. Karena tidak mau bergerak perorangan tapi harus kelembagaan.

Adanya orang yang mengintai dirinya, Novel Baswedan telah menyampaikannya kepada Pimpinan KPK.

Novel menuturkan bahwa apabila dirinya dikawal, peristiwa penyiraman air keras itu juga belum tentu dapat dicegah.”Pengawalan itu tidak mungkin sehari semalam, pasti ada lengahnya. Mungkin ini sudah takdirnya. Sebagai antisipasi iya, namun semua karena Allah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *