News

SDN Sukamulya Gelar Perpisahan Siswa

268
×

SDN Sukamulya Gelar Perpisahan Siswa

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Setelah melalui proses Ujian Sekolah Bersetandar Nasional  (USBN) yang dilaksanakan secara serentak satu bulan lalu, puluhan siswa siswi kelas Vl Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukamulya Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya mengikuti perpisahan bersama Kepala Sekolah, para guru yang dihadiri oleh orangtua murid.

Kepala SDN Sukamulya, Noneng Rosnati, mengatakan, acara perpisahan tersebut bukan berarti berhenti siswa untuk belajar, tapi menyerahkan kembali kepada orantua untuk melangsungkan langkah berikutnya dalam mengenyam pendidikan ke tingkat SMP.

“Perpisahan ini bukan berarti berpisah tidak untuk kembali selamanya, tapi untuk kembali mengenyam pendidikan ke jenjang lebih tinggi seperti SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi yang akan menentukan mimpi kelak di masa depan dan cita-cita siswa nanti setelah mendapatkan ilmu yang cukup,” jelas Noneng, Kamis (20/6/2019).

Ia berharap, ditengah gejolak kemajuan era globalisasi dan teknologi, anakn didik yang baru lulus selain memiliki ilmu pengetahuan secara akademisi juga mampu mengimbangi dan menguasai ilmu teknologi sehingga mampu menguasai ekonomi dan dunia dengan mudah.

Ia pun menyampaikan, lulusan tahun ajaran 2018-2019 sekarang ini dinyatakan lulus seratus persen. Adapun siswa yang masuk pada nilai 10 besar dari nilai tertinggi bahasa Indonesia 94,75, matematika 90,67, IPA 92,00, di antaranya Muhammad Adam Alfariz.

“Namun nilai tertinggi ini tidak berpengaruh pada pendaftaran untuk melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pasalnya pendaftaran untuk melanjutkan ke jenjang SMP saat ini telah memberlakukan sistem zonasi, atau jarak tempuh dari rumah,” katanya.

Di tempat yang sama, ucapan terimakasih disampaikan, Muhammad Adam Alfariz, yang mewakili seluruh siswa yang baru lulus. “Saya mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada Ibu Kepala Sekolah, bapak guru dan ibu guru yang telah membimbing kami selama enam tahun,” katanya.

“Enkaulah pahlawan tanpa jasa, engkaulah pandutan kami yang tegar dan sabar. Meski di hadapkan dengan sipat dan prilaku kami yang mungkin selama ini telah membuat jengkel. Engkaulah sebagai pandutan kami yang tak mengenal lelah selam enam tahun telah membimbing hingga memberi predikat kelulusan di tingkat sekolah dasar,” papar Adam.

Ia menyebut, semua jasa, pengorbanan dan kesabaran bapak dan ibu guru akan selalu dikenangnya, seperti halnya yang berada di lirik lagu Hayu batur hayu batur urang kumpul sarerea, hayu batur hayu batur urang sosonoan heula. Pileuleuyan pileuleuyan sapu nyere pegat simpay. Pileuleuyan pileuleuyan Paturay patepang deui. Amit mundur amit mundur amit ka jalma nu rea, amit mundur amit mundur . Da kuring arek ngumbara. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *