KOTA TASIKMALAYA (CM) – Gerakan Satria Bersarung menggelar aksi teatrikal di depan Bale Kota Tasikmalaya, Jumat (15/05/2020). Aksi dilakukan sebagai upaya menyikapi kebijakan pemerintan Kota Tasikmalaya yang telah melaksanakan pengadaan sarung ditengah penyebaran covid-19.
Koordinator Aksi, Ajian Pahmimudin alias Ojos mengatakan, aksi yang digagas melalui teatrikal tersebut dalam rangka menyikapi kebijakan wali kota yang tidak pro rakyat. “Salah satunya pengadaan sarung bersekala besar di saat pandemi covid-19. Sembrawutnya bantuan sosial untuk masyarakat terdampak covid-19 mengalami berbagai permasalahan,” tegasnya.
Ia menyebut, aksi teatrikal itu menandakan kekecewaan rakyat pada kebijakan pemerintah, kemudian dibahas di Komisi lV DPRD. “Jawabannya itu kurang memuaskan, bahkan terkesan menyakitkan sebagian hati rakyat yang saat ini membutuhkan bantuan, untuk penghidupan keseharian, jadi jangan mendahulukan sarung,” paparnya.
“Pembelian sarung sebesar Rp. 800 juta itu dirasa tidak pas saat kondisi sekarang ini karena masyarakat sedang sakit akibat Covid-19. Meski berbagai alasan bahwa pengadaan sarung dilakukan sebelum ada wabah itu bohong. Saya sendiri mempunyai data bahwa terjadinya wabah virus corona di Kota Tasik itu pada 29 Januari 2020, diawali yang susfect orang Cilembang,” terang Ojos di depan Bale Kota, Tasikmalaya.
“Kami melakukan ini karena tidak mau rakyat yang hari ini membutuhkan bahan pokok yang kedapatan di rumahnya sulit makan. Wali kota malah mendahulukan Tunjangan Hari Raya (THR) pengadaan sarung, jelas ini yang sangat menyakitkan hati rakyat,” ungkapnya.
Atas dasar itulah, kata ia, geerakan tersebut akan terus dilakukan, berikut pengawasan semua kebijakan pemerintah kota, wabil khusus masalah anggaran covid -19. “Selain soal urusan sarung, saya meminta wali kota untuk transparansi soal anggaran. Saya minta Wali Kota untuk memeriksa seluruh Kepala Dinas yang terlibat pada penanganan Covid-19,”pungkasnya. (Edi Mulyana)







