BANDUNG, (CAMEON) – Bagi masyarakat yang sering mengunjungi Alun-alun Kota Bandung sepertinya wajib mencoba sate ala Mbok Yem. Hanya saja, cara berjualannya berbeda dengan penjual sate yang lain.
Di usianya yang mencapai 70 tahun, dirinya tetap berkeliling tanpa menggunakan gerobak. Dia hanya mengandalkan pundak dan kedua tangannya untuk membawa sejumlah
Khusus untuk satenya, Mbok Yem hanya menjual dua macam, yaitu sate ayam dan jando (lemak sapi). Cara memasaknya sama dengan sate pada umumnya, yakni dipanggang. Akan tetapi, dirinya memiliki bumbu khas racikan sendiri. Ditambah bumbu kacang yang digiling halus dan jeruk nipis.
“Bumbunya ada kunyit, ketumbar sama bumbu tradisional lainnya diulek,” katanya kepada CAMEON, belum lama ini.
Diakui olehnya, bumbu didapat secara turun-temurun dari orangtuanya. Bahkan, dirinya merupakan generasi ketiga di keluarganya yang menjual. Akan tetapi, saat ini ketiga anaknya tidak ada yang meneruskan jejaknya.
Walaupun begitu, dirinya bertekad untuk tetap berjualan hingga akhir hayatnya. “Saya ingin ada yang meneruskan. Ini jejak turun-temurun,” ungkapnya.
Mbok Yem menceritakan, dulu saat dirinya masih remaja, selalu ikut kedua orangtuanya berjualan. Sampai-sampai saat itu dirinya ikut terjaring Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Menurutnya, hal itu kejadian yang tak pernah dirinya lupakan.
“Sekarang juga masih kejar-kejaran sama Satpol PP,” katanya.
“Seninya berjualan itu di situ kalau kaki lima kaya gini,” pungkasnya.
Terkait harga jangan salah sangka. Sate dibandrol mulai Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per porsi. Jika pembeli ingin menambah lontong seharga Rp 2 ribu. cakrawalamedia.co.id (Nta)
