BANJAR (CM) – Malang tidak dapat di tolak, untungpun tak dapat di raih mungkin itulah kata pepatah yang sedang di alami oleh pasangan suami istri, Ade Juju dan Erina warga Lingkungan Pintu Singa Blok Pamongkoran, Rt 03/19, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
Pasalnya, rumah miliknya yang ambruk itu merupakan rumah yang terimanya lewat program Rutilahu pada tahun 2017.
Berdasarkan pantauan di lapangan, akibat kejadian tersebut satu unit sepeda motor dan juga barang berharga lainnya tertimbun reruntuhan bangunan, sementara Erina dan anak bungsunya mengalami luka lantaran tertimpa material bangunan yang ambruk.
Ketua RW 19, Dadang mengatakan, bahwa kejadian ini sudah di perkirakan bakal terjadi dan sempat di laporkan ke pihak Pemerintah Kelurahan terkait kualitas bangunan milik warganya yang di duga tidak sesuai spek.
“Saya yang bukan ahli teknik ataupun bangunan saja tahu kualitas bangunan, tapi saya sudah memperkirakan hal ini bisa terjadi, karena kualitas dari bangunan tersebut diduga tidak sesuai spek,”ungkapnya kepada CAMEON, Minggu (02/02/2020).
Bahkan, kata Dadang, dirinya sempat debat mengenai kualitas bahan yang di gunakan.
“Pada proses awal pun saya sempat cekcok, karena bahan material bangunan yang digunakan kualitasnya jelek,”katanya.
Menurut dia, Erina dan anaknya yang tertimpa reruntuhan bangunan itu kini masih dalam pemerikasaan.
“Korban jiwa tidak ada, hanya saja bu Erina dan anaknya yang kecil mengalami luka akibat tertimpa material bangunan yang ambruk, kini masih dalam pemeriksaan dokter di RSUD,”pungkasnya. (005)
