News

Reklamasi, Visi Maritim, dan Kesejahteraan Rakyat yang Diabaikan

100
×

Reklamasi, Visi Maritim, dan Kesejahteraan Rakyat yang Diabaikan

Sebarkan artikel ini

 

JAKARTA, (CAMEON) – Visi maritim Presiden Joko Widodo yang kerap ia gadang-gadang banyak yang tak sejalan dalam implementasinya. Reklamasi, misalnya. Kebijakan itu dinilai salah kaprah. Bukan saja tidak menguatkan visi maritim, reklamasi juga mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Nur Hidayati, mengatakan, proyek reklamasi yang terus dipaksakan berjalan oleh pemerintah merupakan indikasi salah kaprahnya pengurus negara dalam menerjemahkan visi maritime.

Apalagi proyek yang merusak lingkungan itu akan dikembangkan pada banyak lokasi. “Ada 47 titik reklamasi yang akan dilakukan di seluruh Indonesia pada masa pemerintahan Jokowi – JK ini, mulai dari reklamasi Teluk Jakarta, Teluk Benoa, Makassar, Teluk Palu, hingga Kendari,” sebut Nur Hidayati dalam keterangannya, Kamis (25/8), di Jakarta.

Menurutnya, dalam berbagai kesempatan presiden sering menyampaikan visi Indonesia sebagai negara maritim. Bahkan dalam pidatonya di COP 21, secara tegas Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang, serta negara kepulauan dan sebagian besar di antaranya adalah pulau-pulau kecil dengan tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari ancaman perubahan iklim.

“Turunan dari komitmen presiden tersebut mestinya diterjemahkan dengan membuat kebijakan nasional yang bertujuan memulihkan dan melindungi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, baik dari ancaman perubahan iklim maupun ekspansi pemodal,” tegasnya.

Visi maritim Jokowi yang salah kaprah itu, katanya, diterjemahkan dan bahkan dibajak untuk kepentingan kekuasaan, baik secara ekonomi maupun politik. Visi maritim mestinya dikuatkan dengan membangun kesejahteraan nelayan dengan memberikan perlindungan ruang hidupnya dari ancaman ekspansi pemodal, serta memulihkan kawasan pesisir yang mengalami krisis ekologis.

“Mereka mengeksploitasi habis-habisan di darat dengan model pembangunan berbasis lahan, ekspansi modal bergerak ke arah pesisir dan pulau-pulau kecil,” tandasnya. cakrawalamedia.co.id (tama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *