JAKARTA (CAMEON) – Paham radikalisme semakin meluas di Indonesia. Di saat yang bersamaan, paham radikalisme juga semakin mengonyak Pancasila.
Menurut Ketua Koprs PMII Puteri (KOPRI) PB PMII Septi Rahmawati, dalam penyebaran seringkali berkedok agama. Di mana perempuan yang menjadi korban.
“Artinya perempuan sangat mudah dimasuki paham radikalisme dan tidak ada yang mencurigai ketika perempuan yang menyebarkannya,” kata Septi ketika menjadi pemateri diskusi Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) di PBNU, Senin (28/8/2017).
Untuk itu, ideologi perlu dikuatkan kembali kepada anak-anak. Hal yang paling sentral untuk pengutannya berada di pendidikan. Baik pendidikan formal, non formal, dan informal.
Di sisi lain, terdapat tantangan yang cukup besar. Di mana paham radikalisme juga mudah masuk kepada orang-orang yang berpendidikan tinggi. Sehingga sangat mudah untuk masuk ke berbagai ruang strategis.
“Hal lainnya, ideologi pancasila ini tidak hanya menjadi jargon. Melainkan, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Ketika diaplikasikan dan dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, hal tersebut akan menjadi budaya. Dia menjelaskan, suatu bangsa yang maju dilihat dari budayanya. Semakin budayanya bagus, maka semakin maju juga suatu bangsa tersebut.
“Jangan sampai cerita Indonesia yang menjadi NKRI menjadi catatan sejarah di kemudian hari,” pungkasnya. (Nita Nurdiani)