News

Puskesmas Kawalu Produksi Telor Asin Berdayakan Mantan ODGJ

283
×

Puskesmas Kawalu Produksi Telor Asin Berdayakan Mantan ODGJ

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kawalu dan kelompok binaan Pulih Mandiri Produktif (Pumantif), berhasil mencetak Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mereka berinovasi dalam hal pengolahan makananan telor asin secara masal.

Menariknya, penganan ini dibuat oleh mereka yang merupakan mantan ODGJ. Jika diberdayakan, mereka akan berdaya, berharga dan mulia.

Kepala Bidang Kesehatan Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, setelah melalui proses rehabilitasi, penyembuhan, pengobatan dan dilakukan pembinaan ODGJ dibina untuk menjadi pengusaha telor asin.

“Iya, ini merupakan salah satu program Kota Tasikmalaya dalam menangani penderita kejiwaan. Di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya kita sudah ada pengusaha telur asin. Sebagian pekerjannya adalah para penderita ODGJ yang sudah direhabilitasi sebelumnya,” Terang, Suryaningsih di Puskesmas Kawalu Rabu (9/10/2019).

pemberdayaan odgj di tasikmalaya
pemberdayaan odgj di tasikmalaya

Ia menyebutkan, penderita ODGJ tersebut sebelumnya banyak yang sudah dipasung oleh keluarganya. Saat itu, mereka diambil untuk diobati melalui program dari Dinas Kesehatan yang dikerjasamakan dengan dua Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kabupaten Bandung Barat dan Bogor.

Setelah diobati dan dinyatakan bisa kembali ke keluarganya, Pemkot Tasikmalaya melalui Kecamatan Kawalu, Puskesmas dan kelompok binaan Pumantif bersama unsur Muspika berupaya memberikan pekerjaan layak bagi para penderita ODGJ.

Tujuannya saat mereka kembali ke Tasikmalaya dan keluarganya penyakitnya tidak kambuh. Jadi, katanya, mereka diberikan kesibukan dengan produksi dan usaha telor asin.

“Ternyata berhasil dan malah menjadikan mereka jadi para pengusaha telor asin,” ujar Suryaningsih.

Ia menyebutkan, terdapat 725 orang penderita di 10 Kecamatan wilayah ini. Saat ini, baru Kecamatan Kawalu yang berhasil membuka usaha bagi mereka melalui telor asin. Hal ini pun menjadi percontohan bagi kecamatan lainnya untuk membantu para penderita normal kembali.

“Soalnya, kalau mereka tak diberi kesibukan seperti usaha yang tak terlalu membutuhkan pikiran, mereka akan terasa lagi penyakitnya. Mudah-mudahan, nantinya di kecamatan lain bisa dilakukan hal sama,” ungkapnya.

Suryaningsih mengakui, selama ini programnya belum dilakukan disemua kecamatan karena keterbatasan anggaran. Anggaran untuk membantu mereka dari mulai mengambil, merawat, mengobati sampai ke menjadikan normal kembali membutuhkan anggaran tak sedikit perorangnya.

Di Kecamatan Kawalu sendiri, sambungnya, pembiayaannya selain dari pemerintah dibantu oleh para agnia yang peduli kepada mereka. Ia menegaskan, jika diobati dan diberdayakan dengan baik, mereka akan sembuh dan bermanfaat.

“Jujur saja, kalau dari pemerintah saja minim anggaran. Kalau saja semua perhatian dari semua pihak bergerak masif tentunya akan sangat membantu. Kita dari Pemkot Tasikmalaya terus memfasilitasi permasalahan seperti ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Kawalu Kota Tasikmalaya Rusani Jaelani, mengaku pihaknya akan terus membantu para penderita kejiwaan yang notabene telah disisihkan oleh keluarganya sendiri.

“Awalnya dirinya bersama Dinkes dan Muspika di Kawalu merasa prihatin karena di wilayahnya banyak sekali penderita ODGJ yang ditelantarkan keluarganya. Melalui program Dinkes dan para donatur akhirnya mereka bisa sembuh dan menjadi pengusaha telor asin,” jelasnya.

Dengan kegiatan launching perdana produksi telur asin hasil dari para penderita ini, pihaknya meyakini akan meningkatkan produktivitas dan kemanfaatan ODGJ. Perhatian kepada merekapun harus tuntas sampe ke tingkat pemberdayaan.

“Sampai telor asinnya memiliki barcode klasifikasi produksi untuk bisa dipasarkan ke swalayan dan toko modern. Selama ini baru dipasarkan di pasar-pasar tradisional,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *