KOTA TASIKMALAYA (CM) – Mewujudkan keselamatan berlalu lintas, Polres Tasikmalaya Kota kembali menggelar oprasi zebra lodaya 2019 di sejumlah titik. Operasi ini dimulai tanggal 23 Oktober sampai 6 November 2019.
Kapolres AKBP Anom Karibianto mengatakan, dilaksanakannya operasi zebra lodaya 2019 karema semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan populasinya.
“Perkembangan transportasi juga telah menginjak era digital, operasional order angkutan publik sudah berada di dalam genggaman dengan menggunakan handphone. Sejatinya modernisasi ini perlu diikuti dengan inovasi, kinerja Polri khususnya Polantas,” jelas Anom, saat menyampaikan sambuatan Kapolri, dalam kegiatan Apel di Lapangan Upacara Polres Tasikmalaya Kota, Rabu (23/10/2019).
Dikatakan, dengan adanya operasi zebra lodaya diharapkan dapat mampu mengantisipasi segala dampak yang akan timbul dari moderisasi dan transportasi. Tentu hal tersebut terus diupayakan melalui program Proposional Modern Terpercaya (Promoter).
“Operasi zebra lodaya juga merupakan amanah UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, kelancaran serta ketertiban berlalu lintas,” ujarnya.
Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas. Karena membangun budaya tertib lalu lintas, dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik.
Mewujudkan hal tersebut, kata dia, tidak bisa ditangani oleh polantas sendiri. Melainkan sinergitas antara pemangku kepentingan untuk menemukan akar masalah dan solusinya yang harus diterima dan dijalankan oleh semua pihak.
Menurutnya, adanya program aksi keselamatan jalan yang telah dicanangkan oleh perserikatan bangsa-bangsa bertujuan untuk mengurangi korban meninggal dunia yang ditargetkan di 2020 sebesar 50 persen.
Para penyelenggara sistem yang terpadu yang tertuang pada rencana umul nasional keselamatan melalui lima pilar diantarannya manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan berkeselamatan, perilaku pengguna jalan, penanganan korban pasca kecelakaan.
Prioritas utama yang menjadi fokus perhatian polri pada operasi zebra lodaya adalah keselamatan bagi pengguna jalan sesuatu yang pertama dan yang utama bagi keselamatan lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan dan cermin budaya bangsa.
“Mengingat keselamatan berlalu lintas saat ini sering diabaikan dan tidak dianggap penting. Hal tersebut dibuktikan dari politikelwil lalu lintas dan kesadaran bagi pengguna lalu lintas baik pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor, maupun pengguna jalan yang masih rendah,” jelas Anom.
Anom juga menyebutkan, data jumlah pelanggaran lalu lintas pada operasi zebra lodaya 2017 sebanyak 76 kejadian, 2018 sebanyak 142 kejadian, mengalami peningkatan 87 persen.
“Jumlah korban meninggal dunia pada operasi zebra lodaya 2017 sebanyak 60 orang, sedangkan 2018 sebanyak 78 orang mengalami peningkatan 30 persen. Jumlah korban luka berat sebanyak 10 orang, 2018 sebanyak 17 orang mengalami peningkatan sebanyak 70 persen,” paparnya.
Sedangkan jumlah pelanggaran lalu lintas berupa tilang sebanyak 115.436 kasus 2018 sebanyak 238.884 kasus mengalami peningkatan 11 persen. Teguran 16,272 pelanggaran 2018 sebanyak 47.120 pelanggaran mengalami peningkatan 190 persen, secara umum dominasi pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran kelengkapan kendaraan penggunaan sabuk pengaman, kepatuhan pada rambu dan marka jalan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)