KOTA TASIKMALAYA (CM) – Pasca terjadinya seruan aksi penolakan keputusan dalam penetapan tiga RUU KPK, RUU Pertanahan dan agraria, serta RUU Pemasyarakatan yang dinilai mempersempit ruang publik dan menimbulkan respon yang cukup kontroversial, serta menimbulkan korban.
Atas peristiwa tersebut, kini puluhan mahasiswa PMII Kota Tasikmalaya menggelar aksi bela sungkawa atas rekan-rekannya yang menjadi korban dan meninggal saat melakukan demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara. Aksi yang digelar di halaman Polres Tasikmalaya Kota itu dilakukan doa bersama dan salat gaib.
Koordinator lapangan, Sandi Nurahman mengatakan, dalam agenda aksi kali ini fokus untuk bela sungkawa terhadap rekan-rekannya yang menjadi korban penembakan di Kendari, Kamis 26/9 dua hari lalu.
“Mahasiswa yang meninggal itu merupakan sahabat dan kader PMII. Ia meninggal tertembak oleh salah satu oknum polisi. Kita mengutuk keras tindakan oknum yang telah melakukan penembakan kepada sahabat kami,” terang Sandi usai melaksanakan aksi dan salat gaib di Mapolres Tasikmalaya Kota Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya, Sabtu (28/09/2019).
Ia bersama rekannya menuntut pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. Namun, ia meminta polisi melakukannya secara profesional, transparan, dan konkret.
“Kami dari PMII Kota Tasik mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat selalu mengawal kasus penembakan itu,” ungkapnya.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengapresiasi dan menyambut baik aspirasi para mahasiswa PMII.
“Aspirasi yang disampaikan oleh sahabat yang tergabung pada organisasi PMII ini, tentu kami terima. Kepolisian Polres Tasikmalaya Kota turut bela sungkawa, berduka cita kepada kader PMlI yang telah wafat pada saat melaksanakan aksi di Kendari,” ujar Sandi.
Ia berharap dengan dilaksanakannya salat goib dan doa bersama ini semoga almarhum dapat ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa. (Edi Mulyana)