KOTA TASIKMALAYA (CM) – Polres Tasikmalaya Kota menggelar operasi Lilin 2020. Sebelumnya, diberitakan jelang Natal dan Tahun Baru pihak Polres telah menyiapkan pasukan gabungan untuk melakukan pengamanan di seluruh wilayah yang dipetakan.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP. Anom Karibianto, mengatakan, akan menindaklanjuti pengarahan dari Menkopulham dan Kapolri termasuk Wakapolda Jawa Barat dengan rapat lintas sektoral.
“Berkaitan dengan operasi ini, kita sudah mempersiapkan 550 personel. Itu terdiri dari beberapa satgak, satgas pertama di khususkan untuk mengurai kemacetan, ke dua untuk operasi pasar yang berkaitan dengan harga kebutuhan dasar dan pokok, termasuk mengantisipasi barang kedaluwarsa,” jelasanya.
Ia juga menyebut, tak hanya pengamanan Nataru, pihaknya telah menyiapkan pasukan dan telah melakukan apel siap siaga atasi kebencanaan bersama BPBD, Basarnas, dan Dinsos. “Hal ini bukan berarti akan ada bencana, tapi menolak adanya bencana. Namun di saat datang bencana kita sudah diap dengan berbagai peralatan mulai alat ringan dan berat,” terangnya.
Kapolres mengatakan bahwa secara Nasional untuk pengamanan Nataru sebanyak 17.190 personel disiagakan, temasuk dari TNI 55.200 personel berasal dari instansi terkait antara lain Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhunungan, Dinas Kesehatan, Pramuka, Pemadam Kebakaran, Linmas. Rencananya kekuatan personil akan ditempatkan di berbagai titik diantaranya, 1.792 titik pos pengamanan, 745 titik pos pelayanan, dan 45 titik pos terpadu tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Kota Tasikmalaya.
“Strategi pengamanan yang diterapkan lebih mengedepankan tindakan preventif. Didukung dengan kegiatan intelijen deteksi dini serta penegakan hukum secara tegas dan profesional,” jelas Anom dalam penyampaian sambutan Kapolri di Lapangan Upacara Polres Tasikmalaya Kota, Jumat (20/12/2019).
Ia menyebutkan, berdasarkan deteksi dan prediksi intelijen terdapat 12 belas potensi kerawannan yang harus diantisipasi. “Aksi terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, kemacetan transportasi, sweeping ormas, aksi penolakan peribadatan, kenaikan harga sembako, konflik sosial, tawuran, bencana alam, konvoi dan balap anliar, kebakaran akibat petasan, pesta narkoba, termasuk miras,” bebernya.
Ia menegaskan, berkaitan dengan hal tersebut seluruh Kasatwil harus dapat bersinergi dengan seluruh stakeholder terkait guna menentukan langkah antisipasi dalam menumbuhkan proaktif dan menerapkan strategi dalam mengatasi gangguan. (Edi Mulyana)