TASIKMALAYA (CM) – Adanya kejadian salah tembak terhadap salah satu panitia Hari Tani Nasional (HTN) di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh oknum Polisi, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tasikmalaya, menggelar aksi solidaritas di Polres Tasikmalaya.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PMII Kabupaten Tasikmalaya, Zamzam Multazam mengatakan, korban bernama Andi Wahyudin merupakan alumni PMII. Aksi itu bertujuan untuk menuntut agar oknum kepolisian yang terlibat dalam penembakan agar dapat segera ditindak secara hukum.
“Koronologis kejadiannya, saat itu Andi merupakan anggota kepanitiaan di acara HTN, Andi dipinjami mobil Daihatsu Xenia untuk mengantar tamu ke terminal. Namun, ternyata Andi salah menggunakan mobil yang ternyata mobil milik anggota kepolisian,” papar Zamzam saat ditemui usai aksi, Jumat (21/09/2018).
Setelah Andi mengantar tamu ke terminal dan akan kembali ke lokasi acara, di tengah jalan dihadang oleh tujuh orang dan lima diantaranya merupakan anggota kepolisian. Saat itulah, Andi dianiaya dan ditembak pada bagian kaki.
“Anehnya, meski mobil Xenia-nya berbeda, namun ternyata kuncinya dapat digunakan untuk menyalakan mesin. Namun, saat dicegat Andi sempat mengatakan bahwa ia merupakan panitia, tapi hal itu tidak digubris oleh oknum kepolisian tersebut,” ujar Zamzam.
Sebagai bentuk solidaritas, katanya, PMII Tasikmalaya menuntut agar oknum kepolisian tersebut segera mendapat hukuman, mengingat oknum itu telah melakukan tindak pidana penganiayaan dan perampasan harta benda korban. Selain itu, ia menilai oknum telah melanggar kode etik terkait mekanisme dan prosedur penggunaan senjata api.
Selain penembakan terhadap Andi, lanjut ia, oknum kepolisian juga melakukan penembakan terhadap Cecep yang merupakan sekretaris desa. Cecep ikut bersama Andi dalam satu mobil. Cecep ditembak juga di bagian kaki hingga tembus. Kalau Andi hanya tergores peluru karena tembakanya meleset.
Zamzam sangat menyayangkan atas kejadian penembakan tersebut, mengingat kedua korban sama sekali tidak melakukan tindakan perlawanan terhadap kedua oknum Polisi itu. Hingga saat ini, keduanya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara, Kapolres Tasikmalaya, AKBP Anton Sujarwo mengaku kelima anggota kepolisian tersebut telah melakukan tindakan yang kurang tepat. “Kami sudah melakukan penindakan terhadap seluruh oknum yang terlibat,” tegas Anton. Atas keperihatinannya, Polres pun langsung membantu penanganan korban. Dia berjanji, seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung oleh pihak Polres.
“Atas tanggapannya, proses visum telah dilakukan. Untuk hukuman bagi oknum kepolisian, kami masih menunggu keterangan dari saksi ahli dan korban,” pungkasnya. (Edi Mulyana)