KAB TASIKMALAYA (CM) – Ditengah Pandemi Cobid-19, Pertamina Geogeothermal Energy (PGE) Area Karaha menyikapi dan memulihkan perekonomian meluncurkan beberapa program yang dikemas dengan tajuk Program Pertamina Berdikari yakni membantu para kelompok pengrajin Tenun Sutra alam binaan di Kampung Karang Ayanr II RT 03/06 Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (22/07/2020).
Manajer Pertamina Geogeothermal Energy Area Karaha, Roy Bandoro Swandaru mengatakan, program yang dikemas dengan tajuk program pertamina berdikari salah satunya merupakan inisiatif perusahaan sebagai bentuk responsive, hal itu didasari dengan melihat kondisi perekonomian warga sekitar.
“PGE Karaha saat ini prihatin. Atas apa yang menimpa masyarakat saat ini. Melalui program Pertamina berdikari diharapkan masyarakat dapat terus berdaya dan memiliki semangat untuk maju, berkembang, dengan memaksimalkan potensi yang ada dilingkungan masing-masing, seperti halnya ulat sutra,” ungkapnya.
Roy kepada media usai menyalurkan bantuan berupa barang dan bahan baku dan memantau proses produksi kain bahan dari Ulat Sutra di Kelompok Binaan PGE. Ia menyebut, tidak mudah menghadapi semua ini.
“Namun saya yakin, melalui kerja keras, sabar, dan semangat pantang menyerah program-program yang diluncurkan PGE Karaha tersebut akan memberi nilai ekonomian yang dapat diperhitungkan dimasa depan,” tegasnya.
“Selama masa pandemic Covid-19, PGE Area Karaha telah menyalurkan bantuan senilai total lebih dari 200 juta rupiah, baik dalam bentuk bantuan peralatan kebersihan, cuci tangan portable, masker, edukasi, hingga yang sifatnya pemulihan perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat,” tambah Roy.
Ia memaparkan, program pemberdayaan petani tenun sutra di kelompok pengrajin tenun sutra alam mardian putera termasuk salah satu mitra binaan PGE Karaha yang juga sangat terdampak pandemi Covid-19.
“Penjualan yang menurun, omzet anjlok, kesulitan bahan baku benang hingga keuangan minus adalah kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapi seluruh anggota kelompok selama wabah melanda. Menanggapi fenomena ini, PGE Karaha melalui program Pertamina Berdikari mencoba membangkitkan kembali geliat UKM ini dengan membantu memfasilitasi kebutuhan pengrajin,” katanya.
Roy menyebut, komitmen awal perusahaan pada usaha kecil menengah tersebut dititik beratkan pada budidaya ulat sutra yang merupakan sektor hulu dari usaha ini sebagai bentuk kemandirian usaha. Adanya pandemi memaksa kelompok untuk tetap bertahan dan terus berproduksi demi menghidupkan kembali perekonomian keluarga.
“Jalan keluar yang sangat perlu dilakukan saat ini adalah dengan substitusi bahan baku benang sutra dengan bahan lainnya. Alhamdulillah berhasil dan kini produksi sudah lancar kembali, produk sudah diterima di pasaran. Otomatis perekonomian anggota dapat kembali tumbuh,” sebutnya
Ia menambahkan, kegiatan yang sifatnya memberdayaan masyarakat adalah prioritas program CSR Pertamina saat ini. Stigma desa yang seringkali di identikan dengan daerah tertinggal baik dari sisi infrastuktur maupun sumberdaya manusia perlu dipatahkan karena pada kenyataannya potensi sumber daya alam di desa cukup berlimpah.
“Disinilah perusahaan kemudian berperan besar dalam membantu masyarakat untuk menggali potensi yang ada agar optimal. Mengahasilkan program pemberdayaan yang ervolusioner hingga produk desa pun mampu bersaing di era global,” ujarnya
PT Pertamina Geothermal Energy adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi dan merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha Unit I milik PGE dengan kapasitas 30MW telah beroperasi secara komersil pada 6 April 2018.
“Produksi listrik PLTP Karaha Unit I ini telah menerangi 33 ribu rumah di Tasikmalaya dan sekitarnya. Pencapaian ini merupakan realisasi dari program 35.000MW yang dicanangkan pemerintah, di mana akan meningkatkan keandalan sistem transmisi Jawa-Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 227 Gigawatt hour (GWh) per tahun,” terangnya.
“Dalam pembangunannya, PLTP Karaha Unit I merupakan proyek terlengkap lantaran PGE mengerjakan sendiri mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, powerplant hingga tower transmisi listrik sepanjang 25 KM,” tuturnya.
Dikatakannya, sebagai wujud kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat yang berada di ring 1 daerah operasi, PGE Area Karaha juga telah meluncurkan bantuan Corporate Social Resposibility (CSR) dalam bentuk Program Ecovillage. Program ini adalah pilot project PGE Area Karaha dalam upayanya membantu masyarakat menggali potensi yang mereka miliki sendiri, serta melakukan evaluasi atas program tersebut. (Edi Mulyana)