TASIKMALAYA (CAMEON) – Idoh (50) salah seorang dari ratusan pengungsi pergerakan tanah asal Kp. Babakan Sarongge Desa Sukarasa Kabupaten Salawu bernasib sangat memprihatinkan. Ia mengeluhkan tentang pasokan makanan mulai berkurang dan mengalami krisis air bersih.
“Sumur di sekitar daerah ini kering. Bahkan, sumur yang ada di desa pun kering. Sekalipun ada, airnya itu tidak cukup karena pengungsi di desa ini banyak,” keluhnya saat ditemui di lokasi, Jumat (01/12/2017).
Menurutnya, jika ingin mendapatkan air bersih, mereka rela turun ke area sungai yang berjarak 2-3 km.
“Bukan hanya sulitnya akan air bersih saja, namun pasokan makanan pun sudah mulai berkurang. Walaupun bantuan itu ada, namun masih kurang,” tuturnya.
Keluhan serupa dilontarkan Opik (22), yakni ketidaktersediaan alas tempat tidur sehingga banyak warga yang jatuh sakit karena kedinginan. Mereka sangat berharap bantuan alas tempat tidur dan selimut.
“Coba lihat kang, para pengungsi ini kekurangan lauk pauk, air bersih, dan alas tempat tidur,” sebutnya.
Sudah hampir dua minggu mengungsi, katanya, Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum belum terlihat di lokasi untuk melihat keadaan warganya.
“Kami butuh kepastian dari pihak pemerintah akan nasib kami,” pungkasnya. (Aka)





