News

Penerapan Full Day School Bakal Mengundang Persfektif

196
×

Penerapan Full Day School Bakal Mengundang Persfektif

Sebarkan artikel ini
Penerapan Full Day School Bakal Mengundang Persfektif
Ilustrasi

PANGANDARAN (CAMEON) – Penerapan full day school atau sekolah seharian penuh bakal mengundang perspektif dari berbagai pihak di daerah.

Pasalnya, penerapan kebijakan pengajaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut dinilai sejumlah pihak telah membuat kreatifitas anak dibatasi.

Menurut salah satu orang tua siswa, Jana (37) warga Kecamatan Parigi, menilai bahwa penerapan full day school akan berdampak pada kultur masyarakat dan harus di evaluasi kembali.

“Seharusnya pemerintah memikirkan nasib keluarga miskin yang orang tua nya memerlukan bantuan anaknya bekerja setelah selesai jadwal sekolah,” ujarnya.

Kultur masyarakat di daerah, kata Jana, sudah terbiasa melibatkan anaknya dalam beraktivitas seperti berkebun, mengembala hewan ternak, mencari kayu bakar dan kegiatan yang sekiranya bisa dikerjakan anaknya.

“Kami khawatir dengan diberlakukannya full day school akan berpengaruh terhadap beban aktivitas keluarga miskin karena anaknya tidak bisa membantu aktivitas orang tua,” keluh Jana.

“Dengan diterapkannya full day school bakal menambah biaya untuk pemenuhan kebutuhan anak sekolah, sementara orangtuanya hanya bekerja di kebun tidak terbantu anaknya,” paparnya.

Menanggapi hal tersebut, Aisyah salah satu guru Madrasah Diniyah di Parigi mengatakan, penerapan full day school akan berdampak juga kepada aktivitas pengajian rutin yang telah berjalan.

“Sekarang rata-rata jadwal pengajian di Madrasah Diniyah diselenggarakan setelah selesai sekolah, jika full day school diberlakukan akan mengganggu program kurikulum pengajian yang sudah tersusun,” katanya.

Aisyah juga menjelaskan, untuk menerapkan full day school juga tidak menjamin siswa/siswi betah di sekolah seharian.

“Secara psikologi anak akan merasa jenuh dan tidak semuanya siap menerima setiap materi ajar yang disajikan, dampaknya anak akan mudah jenuh dan stres,” kata Aisyah.

“Diharapkan pemerintah menangguhkan kebijakan full day school dan melakukan berbagai pertimbangan dan sinkron dengan kondisi juga kultur masyarakat,” pungkasnya. (Andriansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *