KOTA BANDUNG (CM) – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta PWI Jabar menyelenggarakan acara Kaukus Media dan Pemilu, sebagai gerakan media bermartabat untuk Pemilu berkualitas, di aula Gedung Sate Jl. Diponegoro No. 22 Bandung, Jumat (30/11/2018).
Acara tersebut dihadiri oleh Kadis Kominfo Pemprov Jabar (menggantikan Gubernur Jabar yang tidak bisa hadir), Rosarita Niken Widiastuti (Direktur Jendral IKP), Yosep Stanley (Ketua Dewan Pers), Mirza Zulhadi (Ketua PWI Jabar), Bagir Manan (Guru Besar Unpad), Agus Sudibyo (Direktur Eksekutif Indonesia New Media Watch), Bambang Harymurti (Komisaris Media Grup), dan juga Dadang Rahmat Hidayat (Dekan Fikom Unpad).
Rosarita Niken Widiastuti yang saat itu menjadi salah satu pembicara mengatakan bahwa Pers dan media sosial jelas berbeda. “Pers dengan media sosial tidak bisa disamakan, karena pers sudah jelas informasinya yang sampai kepada masyarakat sehingga keakuratannya dapat terpercaya. Sedangkan media sosial, akun dan penulisnya juga kadang anonym, maka ini keakuratannya bisa dipertanyakan,” paparnya.
Menurutnya, peran pers sebagai media informasi bagi masyarakat. Sementara, peran media juga bertugas untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar aspirasi Pemilu dapat terjalin. Banyaknya hoax dan ujaran kebencian yang hadir di media inilah bahayanya karena bisa memicu kebencian. Karena hoax bisa mengadu domba.
Media, katanya, diharapkan dapat menjadi perekat persatuan. “Dan bagaimana caranya agar media bisa mendorong masyarakat agar memiliki peran penting kepada Pemilu yang jujur dan adil (jurdil),” ungkap ia.
Pers juga diharapkan bisa mencerahkan publik, apalagi mengenai panasnya Pemilu, terlebih pada Pemilu tahun 2019. Pers, lanjutnya, mempunyai kewajiban menyampaikan informasi yang sesuai. “Bagaimana membangun media yang santun, melakukan pengawasan, kritik, dan koreksi yang sesuai dengan kode etik. Akurat, berimbang, dan clear itulah ciri-ciri dari media yang berkualitas,” tandasnya. (Intan)