News

Pemanfaatan DBHCHT Dukung Modernisasi Pengolahan Tembakau di Bandung Barat

6
×

Pemanfaatan DBHCHT Dukung Modernisasi Pengolahan Tembakau di Bandung Barat

Sebarkan artikel ini
Pemanfaatan DBHCHT Dukung Modernisasi Pengolahan Tembakau di Bandung Barat

BANDUNG BARAT (CM) – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berupaya meningkatkan daya saing komoditas tembakau lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Salah satu langkah strategis yang tengah dijalankan adalah modernisasi pengolahan pascapanen tembakau, yang menjadi bagian dari program pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Kepala DKPP Bandung Barat, Lukmanul Hakim, menjelaskan bahwa selama ini sebagian besar petani tembakau masih mengandalkan metode tradisional dalam proses pascapanen, seperti merajang daun secara manual dan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari. Metode tersebut dinilai kurang efisien dan sangat bergantung pada kondisi cuaca.

“Selama ini proses pengolahan masih tradisional. Kalau cuaca tidak mendukung, kualitas daun bisa menurun, bahkan gagal kering sempurna. Akibatnya, nilai jual pun ikut turun,” ujar Lukman, Jumat (24/10/2025).

Melalui dukungan DBHCHT, DKPP Bandung Barat mulai memperkenalkan berbagai teknologi pengolahan modern, seperti mesin perajang otomatis, mesin pengering (curing), serta peralatan pendukung pascapanen lainnya.

Teknologi ini diharapkan mampu mempercepat proses produksi sekaligus menjaga mutu hasil panen agar lebih seragam dan sesuai standar industri.

“Dengan penggunaan mesin pengering dan perajang modern, petani bisa bekerja lebih efisien. Hasil rajangan juga lebih halus, seragam, dan sesuai dengan kebutuhan industri tembakau,” jelasnya.

Selain meningkatkan efisiensi kerja, modernisasi pascapanen juga berdampak langsung terhadap peningkatan nilai jual tembakau lokal. Daun tembakau yang dikeringkan menggunakan mesin cenderung memiliki warna lebih stabil serta kadar air yang sesuai dengan standar pabrikan, sehingga memiliki daya saing lebih tinggi di pasar.

“Kalau kualitasnya sudah memenuhi standar industri, otomatis daya tawar petani meningkat. Itulah yang kita kejar melalui program modernisasi pascapanen yang didukung DBHCHT ini,” tutur Lukman.

Ia menambahkan, program modernisasi pascapanen tembakau merupakan bagian dari strategi besar Pemkab Bandung Barat dalam membangun sektor pertanian yang modern, efisien, dan berkelanjutan. Pemanfaatan DBHCHT diarahkan tidak hanya untuk penegakan hukum, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas bahan baku tembakau dan kesejahteraan petani.

“Kami ingin petani Bandung Barat tidak hanya mahir menanam, tetapi juga mampu mengelola hasil panen secara profesional, efisien, dan berorientasi pasar,” tegasnya.

Ke depan, DKPP Bandung Barat akan terus memperluas penerapan alat-alat modern di sentra-sentra produksi tembakau, disertai pelatihan teknis bagi kelompok tani agar mampu mengoperasikan serta merawat peralatan dengan baik.

Langkah ini diharapkan semakin memperkuat posisi Bandung Barat sebagai salah satu daerah penghasil tembakau unggulan di Jawa Barat.

“Modernisasi pascapanen ini bukan sekadar program bantuan, tetapi bagian dari transformasi pertanian menuju masa depan yang lebih maju dan sejahtera, dengan dukungan DBHCHT,” pungkas Lukman. (Diskominfotik KBB)