News

Paska Erupsi Tangkuban Parahu, Bupati Tasik: Terus Pantau Aktifitas Galunggung

251
×

Paska Erupsi Tangkuban Parahu, Bupati Tasik: Terus Pantau Aktifitas Galunggung

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Setelah terjadinya erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat, pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB dengan tinggi kolom abu setinggi 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik itu telah membuat kekahawatiran warga sekitar.

Sehingga, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak diperbolehkan mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

Dikhawatirkan ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan. Kekhawatiran ini pun disebutkan Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto.

“Ya di Kabupaten Tasikmalaya kita memiliki Gunung Galunggung yang setatusnya masih aktif,” imbuh Ade.

Ade mengatakan, Antisipasi dan kesiapan pemerintah dalam menghadapi ancaman bencana alam seperti beberapa hari ini telah terjadi erupsi di Tangkuban Perahu Bandung, kita selalu waspada dan siaga untuk terus memantau aktifitas Gunung Galunggung.

“Terjadinya erupsi di setiap gunung yang aktif itu pasti terjadi. Karena sudah menjadi gejala alam, diakibatkan dengan adanya aktifitas gunung meningkat baik dari sisi suhu, aliran, dan lainnya,”kata Ade kepada media di Kantor Setda Kabupaten Tasikmalaya Bojong Koneng, Minggu (28/7/2019).

Ia menyebutkan, gejala alam memiliki keteraturan, kalau perut bumi di salah satu gunung meletus, disatu sisi belum tentu gunung lain atau yang menjadi kekhawatiran kita sekarang ini Gunung Galunggung meletus secara ber giliran.

“Karena yang menentukan meletus atau tidaknya sang maha pencipta, ada pun manusia hanya memantau dengan alat yang ada. Intinya kita harus tetap waspada,” kata Ade.

Ia menyebut, Setiap hari gunung yang masih aktif pasti ada aktifitas, namun diatur dengan level tinggi dan rendah. Namun jangan khawatir, setiap hari Gunung Galunggung suhu kawahnya, belerang atau hal yang sipat alami terus di pantau aktifitasnya.

“Kita semua tetap harus waspada, dan harus tahu tak kala di situ gunung yang masih aktif. Lalu tiba tiba makhluk yang ada di gunung seperti binatang yang dilindungi kera, ular dan lainnya turun ke pemukiman warga atau ke tempat yang dianggap aman,itu harus waspada karena Gunung Galunggung masih aktif suatu saat akan meletus,” pungkasnya (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *