News

Operasi Gepeng, Pol PP dan Polisi Dikagetkan Pengemis Kaya

214
×

Operasi Gepeng, Pol PP dan Polisi Dikagetkan Pengemis Kaya

Sebarkan artikel ini
Operasi Gepeng, Pol PP dan Polisi Dikagetkan Pengemis Kaya

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Banyaknya teror penganiayaan terhadap para ulama di Indonesia termasuk di Kota Tasikmalaya, yang dilakukan oleh orang tak dikenal dengan modus menjadi orang gila, membuat resah masyarakat luas.

Selain itu, kejadian tersebut menjadi ancaman bagi para ulama di Indonesia. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab pihak Kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk selalu memberikan kenyamanan, keamanan dan ketentraman masyarakat.

Untuk itu, Polres Kota Tasikmalaya bererja sama dengan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar, kembali melakukan operasi penyisiran, penertiban para gelandangan, pengemis,  dan penderita gangguan jiwa/mental, ke sejumlah titik d iantaranya di Jl. Ir. H. Djuanda, RE. Martadinata, Alun-alun, Sutisna Senjaya, Tanuwijaya, Hz. Mustofa, Padayungan, Sl. Tobing, serta Jl. EZ. Mutaqin.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kasat Sabhara, AKP  Yudiono didampingi Kabid Tibum dan Tranmas, A. Ghani Iskandar, S.Sos.

Hasil Sweeping tersebut, para petugas gabungan berhasil mengamankan 6 orang gelandangan dan pengamen jalanan yang biasa mangkal di perempatan/simpang jalan, 2 orang lelaki dan 4 perempuan.

Usai melakukan sweeping, Kabid Tibum dan Tranmas, A. Ghani Iskandar, S.Sos, mengatakan, meski operasi pekat gelandangan, pengamen, serta orang yang hilang akal sehat ada kebocoran informasi, operasi tersebut tetap digelar.

“Agar Kota Tasikmalaya tetap clear area dari penyakit masyarakat tersebut, sampai tidak meresahkan kembali masyarakat,” paparnya di kantor Satpol PP Kota Tasikmalaya Jalan Djuanda, Kamis (22/02/2018).

Ia menambahkan, hal yang mencengangkan terjadi saat rajia, yakni ada salah satu pengemis di jalan Otto Iskandar Dinata, tepatnya depan SMPN 1 Tasikmalaya, seorang ibu bernama mak Epon (40), sempat melakukan perlawanan.

“Ia tidak mau digiring oleh para petugas, dirinya tidak mengaku sebagai pengemis,” tambahnya.

Namun, dengan kesigapan para petugas Satpol PP dan para polisi, ibu tersebut dapat diamankan dan dimasukan ke dalam mobil truk.

Saat melakukan pendataan dan pemeriksaan, ternyata Ma Epon membawa uang  kisaran Rp. 43 juta ditambah emas yang dibungkus kain lusuh sekitar  30 Gram. Hal tersebut membuat kaget para petugas.

“Jadi di sini kita tahu, bahwa para pengamen dan pengemis itu tidak hanya untuk mencari sesuap nasi saja, melainkan menjadi sebuah profesi untuk mengeruk keuntungan. Terbukti dengan adanya Mak Epon, yang memiliki rumah layak serta anak-anaknya yang memiliki usaha dan keterampilan kerja. Coba apa lagi kekurangannya?,” papar Ghani, usai memeriksa.

Ghani menegaskan, mereka yang terjaring razia, berikutnya didata secara lengkap oleh petugas dan diberi pembinaan, lalu diserahkan ke kantor Dinas Sosial Kota Tasikmalaya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *